Rabu, 16 Oktober 2013

seperti seharusnya

Aaah..
Seneng? Iya.
Lega? Dikit.
Puas? Belum.

Lah ini ngapain mbuss??

Jangan aneh-aneh.
Itu Cuma ungkapan diri soal keadaan saat ini.
Sebelum saat ini ada kemarin. Sebelum kemarin ada lusa. Sebelum lusa ada lampau. Lampau yang tak terhitung jumlah harinya.

Awal dari hari ini adalah masa lampau. Mari mulai dari masa lampau. What you get today depends on what you did in past. Ngaco bahasanya. Bodo.

Oke, sekarang saya adalah seorang Sarjana baru (baru seminggu) haha. Lulusnya udah 5 bulan yang lalu dari bulan April tapi baru kebagian wisuda 5 oktober ini. Terkesan sombong ya? Membanggakan diri sendiri gitu.. NOPE!! Sesungguhnya saya nggak bangga sama sekali dengan wisuda ini. Walaupun banyak ucapan selamat yang datang. Seneng sih. Tapi ya sebatas itu aja. Sama sekali nggak merasa bangga jadi seorang sarjana. Kenapa? Yah karena itu memang seperti seharusnya yang harus terjadi. Suatu kewajaran. Bukan lagi sesuatu yang ‘wah’ yang bisa di pamerkan ke saudara-saudara, tetangga, dengan “... hey aku lulus loh, sarjana nih..” pret! Hari gini kalo nggak sarjana mau jadi apa nantinya? Yang sarjana aja kleleran ga karuan banyak.

Kenapa saya bilang ini wajar seperti seharusnya. Ya emang kalo jadi mahasiswa trus lulus mah memang seharusnya begitu kan. Sama kaya waktu SD, SMP, dan SMA. Lulus,  ga perlu pake pesta pora perayaan. Karna itu bukan sesuatu yang agung, itu suatu keharusan.
Di syukuri boleh lah, sebagai bentuk terima kasih kepada yang ‘membantu’.

Bedanya lulus sekolah sama kuliah mungkin di waktu nya aja kali ya. SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun mutlak harus lulus. Kalo kuliah kan fleksibel. Tergantung manusianya. Bahagia nggak sama yang dijalanin. Makin bahagia, makin bisa menikmati, dan makin cepet selesainya. Makin stres, makin males, udah deh terserah mau sampe umur berapa betah ngampus.

Ngomong-ngomong soal kuliah, jujur sebenernya dulu saya nggak ngerti kenapa bisa memutuskan untuk milih jurusan ini. Seperti bukan diri saya. Seraga tak sejiwa. Cuma nurut aja apa kata orang tua terutama Papa. Nggak minat-minat banget. Tapi di bilangin kalo ini gampang, universal, nantinya akan gampang dapet kerja. Hmm baiklah. Sebelumnya tes sana sini pengen jurusan TI dan desgraf, gagal. Ngotot pengen kuliah di Surabaya, gagal. Kemudian Snmptn diterima di Malang berarti memang ya sama Tuhan di kasih begini. Ya sudah. Tes-tes saya yang gagal itu biaya kuliahnya lebih mahal dan memang susah. Ini ibarat pengen makan paket super panas McD, tapi di suguhin nasi sayur bayem lauk pindang, ya sudah sikat aja, makan. Asal dinikmatin dengan bahagia, sama-sama kenyang kok., malah lebih sehat, lebih murah. Nah loh..
 
muke-muke pasrah...

Saya selalu mendoktrin diri saya seperti itu. Apa yang di suguhkan, ambil. Enak ga enak, nikmatin. Dan nikmat itu akan selalu bertambah.

Dengan menikmati apa yang ada, hidup bahagia, langkah enteng, semua dipermudah. Syukurlah semua selesai sebelum genap 4 tahun. Sebenernya ini molor 4 bulan dari target awal, pengennya selesai 3,5 tahun. Tapi ya sudahlah. Belum sampai 4 tahun juga udah cukup.
sidang berlangsung penuh tawa dengan penguji dan beginilah sesudahnya :)

Dan sekarang 5 bulan setelah selesai tanggung jawab kuliah dan seminggu resmi menjadi sarjana saya sangat menikmati hidup saya, dunia saya, keluarga saya. Bener-bener tiap hari sama emak babeh, tidur bareng. Dan berdiskusi untuk kehidupan selanjutnya.
bye... :')

Ibarat perjalanan dari Nganjuk mau ke Jakarta, sekarang saya ada di Solo. Mau pilih lewat jalur selatan (jogja) atau pantura. Tujuannya sama ke satu Jakarta. Cuma beda ‘jalannya’.

So, whats the next steps??



-Mbuss

Sabtu, 15 Juni 2013

Removing some negative thing

Kalo saya dikasih satu keajaiban sama Tuhan, saya mau minta dikasih kemampuan untuk menghapus dan menghilangkan beberapa hal negatif di dunia ini. Misalnya : Suhu, Angka/nominal, dan Pikiran.

Suhu negatif.. Di ruangan ber-AC yang distel suhunya 20· aja usah cukup dingin. Di gunung yang suhunya sekitar 10· aja udah dingin banget.es batu yang beku 0· aja udah bisa bikin tangan kaku kalo di pegang lama-lama. Kenapa harus ada suhu -10 kalo 0 aja susah bisa bikin beku? Bukankah enakan yg anget-anget daripada yang dingin-dingin.. Eh opoo sih mbuss.. Hahaha, mie kuah noh enak anget.. :D

Angka/nominal yg bersifat negatif jelas nggak baik. Artinya ada kekurangan disana. Kalo pas tang ting tung ngitung-ngitung keuangan sebulan kemudian hasilnya minus beberapa rupiah. Ngenes gak tuh. Artinya uang yang kita punya masih kurangcukup untuk mencukupi kebutuhan. Teeus kalo minus gitu mesti nombok. Nombok dari mana? Utang lah. Kebayang orang-orang yang ber kartu kredit. Seolah-olah kebutuhannya tercukupi, tapi aselinya nombok tuh. Harta semu. Dan kalau hasil itungannya positif atau ada kelebihan kan enaak, labaa cyiiin, bisa di tabung biar cepet kaya dengan harta nyata nggak semu lagi. Haha
Tapii sesungguhnya angka/nominal perhitungan masih bisa diatur biar gak sampe angka negatif. Pinter-pinternya aja sih, kontrol keadaan.

Daaan yang paling penting harus dihapuskan adalaah....
Negative thinking!!

Pikiran negatif harus dihapuskan. Kenapa? Karena dalam agama pun sudah di tuliskan bahwa suudzon itu tidak baik dan tidak diperbolehkan.entah apa dalilnya.
Kalo bisa berpositif thingking terhadap sesuatu hal kenapa harus bernegatif? Coba yaa, ceritanya kita sedang melihat suatu obyek (bisa orang, benda, atau bahkan permasalahan).
Saat kita memikirkan obyek tersebut dari sisi positif, organ tubuh dan alam bawah sadar akan berjalan ke arah positif dan lebih baik. Membayangkan/memikirkan sesuatu yg baik bisa menyenangkan diri, bisa juga membuat kita senyum-sendirinkarna merasa bahagia. Tau kan kalau senyum/tawa itu baik untuk kesehatan, baik kesehatan organ dalam maupun kulit. Untuk lebih jelasnya silahkan browsing aja sendiri manfaat senyum bagi kesehatan.
Sebaliknya kalo kita melihat dan memikirkan obyek tersebut dari sisi negatif, jelas itu nggak baik untuk diri sendiri. Kesehatan fisik dan jiwa. Pikiran negatif membawa kita ke permasalahan yang lebih rumit, yang padahal permasalahan baru ini kita sendiri yang menciptakan.
Kenapa sih harus nambahin pikiran dengan masalah baru. Terlalu nganggur dan tak berguna kah? Dari fisik bisa dirasaka kalo berpikir negatif raut muka terlihat murung, mengkerut karena menggerutu, dan aah itu kan bikin cepet tua. Ibu-ibu 40taun keatas aja pada usaha make cream, suntik, vitamin, dan segala macam perawatan biar gak keliatan tua. Kenapa kita yang masih muda ini malah menciptakan ke-tua-an itu. Sayang kaan..
Berpikir negatif terhadap suatu obyek juga bisa menimbulkan kecemasan-kecemasan diri sendiri terhadap obyek itu. Kecemasan itu yang mengakibatkan kita jadi takut dan tidak akan pernah mencoba untuk melakukan sesuatu.

jadii mau seumur hidupnya diisi penyakit nggak berguna? (IQ yg udah bisa berdiri sih mesti ngerti). hahaha

~Mbuss

Kamis, 16 Agustus 2012

nggak sekedar nutup Aurat


Jilbab atau sekarang lebih dikenal dengan Hijab, dan pemakainya dibilang Hijabers.
Ini bukan pertama kali saya menulis sesuatu hal yang sedikit menyentuh tentang agama.
Tulisan ini terisnpirasi dari foto profil BBM mbak Dhepoy.
 Dari foto itu terlihat agak aneh. Ya, Menyimpang.
Orang biasanya menilai orang lain dari covernya atau tampilan luarnya saja. Ooh dia berjilbab, dia alim pasti, ibadahnya rajin, khusyuk, kalem, dan sebagainya yang semuanya bersifat baik diucapkan. Sedangkan melihat perempuan di sebelahnya seperti gambar itu penilaian orang biasanya aah ini mah cewek standart, pasti labil kadang kalem kadang ‘belangsakan’, gak karuan, dan segalanya yang bersifat agak negatif atau bahkan negatif.
Tapi dari gambar itu, lihat saja sendiri, mana yang sebenarnya lebih baik.
Memang foto itu nggak murni 100% benar dan semua orang berhijab seperti itu.
Disini saya sebagai perempuan yang sampai saat ini masih belum muncul  keinginan untuk berhijab, Cuma mau membuka pikiran orang yang kolot atau sok suci atau sok alim dan sebagainya.
Sebagai muslim, saya tahu menutup aurat yaitu dengan pakaian tertutup dan berhijab merupakan kewajiban. Tapi apakah saya harus melakukan kewajiban kalau hati saya belum tergerak sedikit pun? Bukankah segala sesuatu harus dijalani dengan hati dan ikhlas? Karena menurut saya segala sesuatu yang dilakukan tanpa keikhlasan itu tidak berarti apa-apa. Percuma. Itu akan Cuma mencetak penilaian orang lain terhadap kita.

Kenapa saya belum siap untuk berhijab?
Karena saya merasa saya masih belangsakan, nggak karuan, nggak teratur.
Saya masih suka pake celana pendek kemana-mana, rok pendek, kaos oblong, tanktop, dan pakaian yang dinilai orang lain mungkin ‘terbuka’ (yaah memang sih). Saya ini sumukan atau gerah, risih kalo pake celana panjang, jeans, dan baju lengen panjang, apalagi pake jilbab. Kalau ada acara yang mengharuskan saya tampil sebagai muslimah, itupun seringkali saya Cuma pake pashmina sebagai tutup kepala. Sungguh, saya nggak mau menyiksa diri saya sendiri.
Saya masih suka keluyuran kemana-mana, pulang tengah malem, nginep temat temen, pergi malem balik ke kost-an paginya, bahkan liburan berhari-hari sama temen yang nggak Cuma cewek aja. Temen cowok saya banyak, saya masih suka maen gaplok-gaplokan, caci-cacian, ngomong kasar. Dan nggak jarang orang menilai saya (dan teman-teman saya) ini adalah perempuan nggak bener, rusak, nakal, dan yang buruk-buruk. Yah begitulah.  Saya memang susah kalau untuk membatasi perilaku.
Dan lagi salah satu alesan utamanya adalah ibadah saya belum maksimal. Sholat masih kadang bolong-bolong, ngaji iya, tapi nggak kayak saya lebih suka baca buku/novel, masih seneng autis HP daripada pegang tasbih buat zikir.

Itu kenapa saya sama sekali belum siap kalau berhijab.

Lagii.. saya sering ngelihat orang berjilbab tapi kelakuannya minus (banget). Ngomong nggak dijaga, ngerokok, pacaran yang melebihi batas wajar, free sex, make baju yang lengannya Cuma setengah. Stress kali ini orang. Dan lihat itu saya selalu geregetan pengen nyamperin terus ngejambak dan nelanjangin itu orang, minimal narik nyopot jilbabnya lah.

Karena bagi saya berhijab bukan Cuma menutup aurat. Berhijab bukan Cuma sebagai fashion yang lagi ngetrend, apalagi pas bulan puasa begini. Banyak media yang menayangkan trend baru berhijab yang menarik dan fashionable. Sehingga pada bulan ini semakin banyak perempuan yang memutuskan untuk berhijab.
Ibaratnya nih milih satu ekskul berdasarkan hobi yang bener-bener disukain, jadi ngelakuinnya harus total, maksimal, nggak setengah-setengah.
-Harus yakin kenapa memutuskan ikut berhijab
-Yakin bisa menuhin semua kewajiban
-Sholat dan ibadah maksimal
-Menjaga perilaku dan ucapan
-Bersikap lebih halus dan kalem
-Nggak keluyuran malem
-Membatasi pergaulan dengan lawan jenis
Kalau belum siap kayak gitu sih mendingan nggak usah berhijab, ntar malah malu-maluin kaum hijabers lainnya. Yang asli emang baik jadi agak ketutup buruk karena segelintir hijabers karbitan macam gitu.

Ooiyaa laki-laki sekarang lebih suka sama perempuan berhijab yang terlihat lebih kalem, anggun, dan lebih cantik yaa? Yakiiin  itu aslinya begitu? Yakiiin juga itu bukan Cuma cover??
Bukan sirik sih saya, yah Cuma pengen kalian madep kaca aja dulu.
hey lelaki, sudah sebaik itukah kamu untuk mendapatkan perempuan yang berhijab memang benar-benar dari lahir batinnya? Sudah pantas? Kalo sudah siiih ya baguus, lanjutin.. J




  ~Mbuss

Rabu, 04 Juli 2012

saya Muslim, tapiii....


Saya berdiri pada satu titik. Saya manusia normal. Tapi extraordinary. Saya beragama, satu agama, Islam, ya saya muslim. Saya punya pegangan, tapi saya terbuka. Saya nggak kolot. Saya taat tapi nggak fanatik. Saya bukan orang yang terlalu kekeuh terhadap sesuatu atau keinginan, saya fleksibel.

Saya muslim tapi berteman dan bersahabat dengan siapa saja, termasuk yang non muslim. Saya sangat menghargai mereka. Karena agama bukan lagi pilihan pribadi. Tapi dari orang tua, dari bayi kita sudah dipilihkan oleh prangtua kita mau jadi apa kita. Apakah kita bersembahyang di Masjid atau di Gereja atau di Pura atau di Klentheng atau bahkan tidak sama sekali? Kita hanya mengikuti apa yang sudah dipilihkan. Menjalankan pilihan atau amanat dengan baik juga termasuk ibadah kan?

Saya Muslim, tapi saya merasa dan menyadari saya ini muslim yang aneh. Nggak jarang saya suka kepengen beli barang-barang yang biasanya dipakai oleh non Muslim, seperti kalung salib, pohon natal dan segala hiasannya, dan saya sangat ingin punya tattoo dan memelihara anjing, yang pastinya (sangat) dilarang noleh kaidah Islam. Saya agak nggak bisa terima kalau tattoo dan anjing di haramkan, dari segi apapun saya nggak terima. Toh anjing kan ciptaan Tuhan juga.

Malam ini Rabu, 4 Juli 2012, dimana malam ini adalah malam Nifsu Sya’ban yang jatuhnya besok 5 Juli 2012. Nifsu Sya’ban adalah malam dimana ditutupnya buku amal bagi pasa umat Islam. Untuk lebih jelasnya silahkan googling saja. Malam ini sangat banayk yang  mengirimkan pesan tentang malam Nifsu Sya’ban ini, baik lewat SMS, BBM, status BBM, twitter, dan segala media lainnya, dalam pesan itu mereka menyampaikan permintaan maaf mereka.

Dari kesemuanya itu entah kenapa, atau memang saya ini muslim yang aneh, saya nggak suka dengan kiriman mereka itu. Terutama yang mengirim melalui Broadcast Message atau BM di BBM. Sungguh menurut saya itu mengganggu. BM umum aja yang biasanya sangat nggak penting saya nggak suka. Apalagi ini isinya permintaan maaf. Selain terganggu saya juga merasa nggak diorangkan. Gile minta maaf udah kayak orang promosi aja. Gini ya, untuk permintaan maaf itu kan sifatnya person to person, mau kalau jawabannya ntar di BM juga: oke sama2. Maaf juga ya. – sent to all..

babiiik!!! Menurut saya itu sangat nggak sopan.

Dan dari sekian banyak BM dan SMS yang masuk ke saya, nggak ada satupun yang saya balas. Lihat sepintas kemudian end chat. Dan saya kira semua isinya SAMA.

Ada lagi. BM yang awalannya begini >> “yang non muslim end chat saja”. Saya bacanya kok agak gimana gitu yaa. Padahal saya muslim, saya langsung end chat. Dasar pengirimnya bener-bener tolol. Kalo udah tau itu isinya khusus Muslim kenapa dikirim ke temen Lo yang non Muslim goo begoo!! Sumpah yang kelakuan kayak gitu nggak pantes pake smart phone. Balik dah sono ke HP jaman baheula! Percuma, smart phone on stupid user, udah kayak benda jatuh di tangan yang salah.

Masih ada lagi, BM yang diakhirnya ada hadist Rasul intinya “... barang siapa yang mengingatkan haram neraka baginya”. Sumpah, saya percaya dengan hadist Rasul ini, tapi disisi lain saya beropini agak lain, maaf kalau dianggap saya ini menyalahi hadist atau istilahnya durhaka atau nglamak.
Tapi kalau ibarat iklan, itu pesannya kurang nampol. “Yang mengingatkan haram neraka baginya”, nah mengingatkan seluruh temannya dengan BM. BM itu sangat tidak efektif, banyak orang yang hapus/endchat BM sebelum dibaca. Dari pesan itu juga ya mikir, nah kalau hari ini mengingatkan semua orang, tapi kemudian hari dia berzina dan melakukan hal-hal yang dilarang Agama gimana? Masih boleh dia masuk neraka? Boleh kan?

Saya muslim, tapi saya realistis. Saya menyerahkan segala kehidupan saya kepada Tuhan dan  Malaikat-malaikatnya yang mencatat keseharian saya termasuk segala kebaikan dan keburukan saya. Saya nggak mau ngoyo dalam waktu semalam ini (Nifsu Sya’ban) untuk ngebut nyari pahala dan meminta maaf. Percuma kalau yang dimintain maaf  nggak jawab dan nggak ikhlas.  Hari ginii ngebut?? Dari dulu kemana aja meenn??

Demi Tuhan dan segala Keagungannya saya pasrah mau seberapapun tebalnya dosa saya yang belom imbang sama pahalanya.
Dia Yang lebih tahu tentang saya. Terima Kasih Tuhan atas segala KuasaMu.



~Mbuss

Selasa, 12 Juni 2012

Kasihan matanya loh...

Maaf. Beribu-ribu maaf saya ucapkan. Beneran ini bukan Cuma ‘peres’. Saya bener-bener minta maaf kalo postingan saya ini nantinya ada pembaca yang tersinggung atau merasa gimana gitu.
Tapi ini saya lakukan karena saya gatel, nggak tahan lagi nggak ngumbar sesuatu ini ke blog.

Yang mau saya bahas kali ini adalah tentang tulisan. Tulisan bukan tulisan biasa. Bukan juga tulisan tangan, tapi tulisan dalam bentuk ketikan, melalui keyboard laptop, pc, maupun handphone.
Seperti yang kita tahu, jaman semakin maju, berkembang, dan gadget pun sudah bukan barang mahal lagi untuk dimiliki semua orang. Beraneka ragam malah, mulai yang model jaman baheula sampe smartphone dan tablet pc. Semua makin canggih, hingga akhirnya selalu ada ‘oknum’ yang membuat kecanggihan itu menjadi tidak indah.
Hmm, saya bingung mau berbasa-basi gimana lagi. Langsung ajalah yaa..
Begini, semenjak adanya smartphone, dan yang terlaris adalah BB (Blackberry) hampir semua orang berpindah pegangan ke BB. Yang biasanya pegangan yang laen, sekarang jadi pada megang BB. Turunnya harga BB ini membuat BB menguasai hampir seluruh pasar, baik dari kaum ‘atas’ hingga ‘bawah’ semua pakai BB. (ya nggak semua sih, anggep aja sebagian besar gituu).
Masuk soal tulisan. Canggihnya BB ini ada menu pilihan berupa autotext, di mana fungsi sesungguhnya dari autotext ini adalah sebagai spell checking untuk menghindari salah ketik. Misal: hr jadi hour; dont jadi don’t; hting jadi thing; dan masih banyak lagi. Saya yakin sudah banyak yang tahu. Namun pada perkembangannya autotext ini digunakan untuk menyimpan emoticon-emoticon lain yang lucu. Seperti : 

Itu masih wajar sih kalo menurut saya, karena memang emote-emote itu susah kalo kita mesti bikin lagi tiap mau ngirim ke temen.
Namun kenyataan berkata lain. Autotext ini digunakan tidak sebagaimana mestinya. Banyak saya jumpai orang-orang yang mengetik pas bbm-an menggunakan banyak autotext. Seperti :  

dan pada status / PM bbm

Gitu itu bacanya gimanaa?? Penuh perjuangan tau nggak sih buat baca tulisan macem begituu..
Hmm.. sedikit emosi nulisnya, tahaan tahaannn.. ini demi kebaikan bersama.
Masih ada lagi contoh tulisan yang bikin sakit mata.. parahnya ini di twitter boo', di mention ke artis lagi.. 
Bener-bener gak sewajarnya orang normal.
Yang begitu itu mesti digimanaiiiiin?? Sebagai warga Indonesia yang sudah cukup umur, bukankah kita sama-sama sudah menempuh pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun? Okedeh mungkin ada yang belum lulus SD 6, tapi dari kelas 1, sudah diajarkan pada kita tentang menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

bahkan pada display name, yang bikin susah nyari nya kalo kita lagi perlu.
 Oiya saya masih memberi pemakluman kepada umat penulis aneh tersebut yang berusia dibawah 15 tahun. Karena kenapa, di umur tersebut mereka belum begitu mengerti, mereka masih mencari jati diri, masih ingin berkreasi, meskipun kreasi yang agak salah. Dan saya telah menemukan bibit tulisan-tulisan aneh itu berasal. Ternyata ada aplikasi di BB yang menyediakan bermacam huruf aneh bermacam bentuk. Itulah yang mengundang kreasi anak-anak.
Biarlah, nanti juga memasuki masanya dia akan malu sendiri pernah berperilaku (tulisan) aneh bin alay.
Tapiiii untuk manusia berumur lebih dari 15 tahun, terlebih kuliah, bahkan kerja, sungguh sudah sangat tidak pantas seusia ini berpenulisan demikian. Di umur ini, kita dituntut untuk menjadi komunikator yang profesional satu sama lain. Baiklah, bukan Cuma di bidang yang mengahruskan bahasa formal ala profesional. Bahasa sehari-hari. Bahasa tulisan yang kita gunakan untuk berkomunikasi. Bukankah kita ingin orang yang kita ajak berkomunikasi itu mengerti dan paham dengan mudah apa yang kita maksud dalam omongan (tulisan) tersebut?
Come on guys, kasihanilah mata kita,
Jangan memaksa untuk menguras kerja mata, saraf, dan otak hanya untuk melihat dengan seksama tulisan yang seharusnya dapat dibaca dan dipahami dengan mudah.

Dan sekali lagi saya minta maaf kalo ada yang merasa gimana gitu. Saya nggak marah dan nggak benci. Cuma yaa, biar pada sadar aja gitu, udah nggak waktunyalah untuk begitu itu.



~Mbuss

Senin, 14 Mei 2012

jangan mau cuma jadi butiran debu


Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku terjatuh dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu

Itu bukan puisi yaa. Itu lirik lagu. Lagu yang akhir-akhir ini sering banget saya dengar. Awalnya denger pas nonton infotainment, lagu itu jadi lagu pas closingnya. Tapi lama-lama jadi sering denger dari temen-temen. Lagu itu judulnya Butiran debu by Rumor. nggak munafik saya juga sempet download sendiri dan masuk dalam playlist saya, tapi nggak lama. Hehe

Saya kepikiran. Kenapa sih ini orang mengumpamakan dirinya sebagai ‘butiran debu’?
Debu kan sesuatu yang sangat nggak berguna, kotor, mengganggu dari segi keindahan atau kesehatan. Coba di setiap sudut ruangan kalau keliatan ada debu sedikit aja, pasti kita langsung bersihin kan? Semua orang nggak akan membiarkan perabotannya berdebu. Itu pasti.

Debu itu sumber penyakit, makanya kalo orang bersih-bersih biasanya pake masker untuk menghindari debu. Jadi orang (pencipta lagu) ini pengen menyatakan kalau dirinya sebagai debu dan dihindari banyak orang begitu?? Udah merasa hidupnya terlalu ramai apa gimana sampe dia pengen jadi debu yang dihindari sama orang-orang. Debu itu sumber penyakit.

Dari awal saya dengerin lagu ini udah kasian. Melasss banget ini lagu. Galaunya udah stadium empat. Keparat.

Coba deh ya kata debu itu diganti pake emas atau berlian atau benda lain yang lebih penting dan berguna. Hmm kalo pake berlian sih gak masuk ya, soalnya berlian kan tiga suku kata (ber-li-an) jadi nadanya bisa berubah, pake emas dong kalo begitu, sama-sama dua suku kata (e-mas). Kalo misalnya masih mikir lagi emas nggak berbentuk butiran, tapi batangan. yah mikir aja lagi lebih dalem, emas yang mau dibentuk buat kalung itu apa nggak dijadiin butiran-butiran dulu tuh!

Kalo make kata emas sebagai wujud kegalauannya itu akan lebih ngasih nilai ke galauers itu sendiri. Emas atau berlian loh mahal, eksklusif, kinclong, diinginkan dan disukai hampir semua orang, tapi Cuma orang-orang tertentu yang bisa memilikinya.

Nah, menurut saya untuk orang-orang penganut paham galauisme, jadilah umat galau yang bermartabat, berkelas, dan elegan. Jati diri itu penting, begitu juga dengan pencitraan.

Jangan mau Cuma menjadi umat galau yang istilahnya galau akut atau kalau itungan nyawa gitu udah koma. Cuma pengen orang tahu, biar orang kasian, terus iba, terus diperhatiin, terus PDKT, terus lanjut dan ternyata nggak sampe jadian tapi Cuma di-PHP-in (PHP: Pemberi Harapan Palsu), dan akhirnya galau lagi, lebih parah, sekarat. Mampuss kan. Ujung-ujungnya stress, bunuh diri, dan jadi makhluk terbodoh di dunia dan akhirat. Hina sekali hidupnya.

Jadilah umat galau yang seperti emas atau berlian itu tadi. Terlihat menarik, tapi tidak mengganggu, malah menyenangkan, berkilau atau ceria, dan orang akan memberikan perhatian yang lebih, bukan karena kasihan, tapi karena kagum.
 Walau dalam hati kamu adalah debu, biarin aja, tahan debu itu di dalam, jangan dikeluarin, karena itu kotor, sumber penyakit. Keluarin aja emas dan berlian yang berkilau itu. Akting lah sedikit-sedikit. Jangan apa adanya terus tapi mengharap belas kasihan orang. Selama kita bukan fakir miskin (dalam arti beneran ya, bukan fakir asmara) kita nggak perlu minta orang untuk kasihan dan prihatin sama kita.

Semoga tulisan saya kali ini bisa membangkitkan hati-hati para umat galauers yang (sebenarnya) mulia, untuk lebih menjadi umat yang hidupnya bermutu, tak melulu soal galau.
Helloooooooo, hidup ini indah, masih sangat banyak sisi lain yang menunggu kita untuk menjamahnya..


~Mbuss

Minggu, 29 April 2012

bukan psikopat

Masih berhubungan dengan post sebelumnya, Pahlawan Pelajar. Beberapa hari yang lalu juga Anke bbm saya yang intinya dia kewalahan dengan tugasnya. Itu masih wajar. Yang nggak wajar adalah setelah itu dia bilang gini “bunuh akuuuu. Bunuh akuuuu. Bunuh akuuu Mbuss!!!!!!!!!!!!!”
Saya nggak tau, apa dia bercita-cita untuk jadi Pahlawan Pelajar atau ingin bertemu Suzana sebagai sesama penggemar sate. (hahahaha)

Kembali ke Anke. Saya nggak tau gimana balesin bbm itu. Speachless. Seingat saya, saya cuma bilang “kalau mau mati, mati aja sana bunuh diri. Nanti kita pelajar yang masih hidup bakal seneng-seneng, karena nggak akan ngerasain lagi hidup dengan banyak tugas.”

Udah. Pause dulu tentang pahlawan pelajar.

Kemarin, ada salah seorang temen yang hobinya galau mancing saya buat bikin keramaian di twitter. Kesannya kayak saya ini pembuat kerusuhan gitu. Baiklah Saya abaikan dia karna saya masih ada kerjaan. Setelah saya mood ngetwit barulah saya mulai. Dan benar-benar mebuat keramaian.
Saya ngetwit kalo temen saya itu adalah lelaki yang sangat galau dan jomblo, dan sebagainya. Sampai akhirnya dia bbm saya dan bilang “Bunuh gueeeeeeh, bunuh guueeeeh mbuss, bunuuuuh.”

Permasalahannya adalah, kenapa dua orang ini bbm dengan inti yang sama. “bunuh saya!"
kenapa ke saya?
Saya bukan Tuhan yang menentukan nyawa seseorang.
saya bukan jagal.
dan saya juga nggak se-psyco itu untuk dengan sengaja bunuh-bunuh orang yang nggak bermasalah sama saya.

Selama hampir 21 tahun ini saya memang suka membunuh. Terutama yang bermasalah dengan saya. Eitss tapi bukan orang yang saya bunuh. Saya cuma membunuh nyamuk.

Jadi tolong, jangan ada lagi yang bilang ke saya “mbusss bunuh akuuu”. Saya bukan jagal dan bukan psikopat, saya nggak mau mengotori tangan saya dengan membunuh orang.

Untuk orang-orang yang ingin meninggalkan dunia ini lebih cepat daripada yang dikehendaki Tuhan, bunuhlah dirimu sendiri. Dan kamu akan menjadi orang yang paling bodoh sedunia dan akhirat. Kamu akan lebih cepat sampai di neraka pun lebih cepat dari yang dikehendaki Tuhan.




~Mbuss