Kamis, 16 Agustus 2012

nggak sekedar nutup Aurat


Jilbab atau sekarang lebih dikenal dengan Hijab, dan pemakainya dibilang Hijabers.
Ini bukan pertama kali saya menulis sesuatu hal yang sedikit menyentuh tentang agama.
Tulisan ini terisnpirasi dari foto profil BBM mbak Dhepoy.
 Dari foto itu terlihat agak aneh. Ya, Menyimpang.
Orang biasanya menilai orang lain dari covernya atau tampilan luarnya saja. Ooh dia berjilbab, dia alim pasti, ibadahnya rajin, khusyuk, kalem, dan sebagainya yang semuanya bersifat baik diucapkan. Sedangkan melihat perempuan di sebelahnya seperti gambar itu penilaian orang biasanya aah ini mah cewek standart, pasti labil kadang kalem kadang ‘belangsakan’, gak karuan, dan segalanya yang bersifat agak negatif atau bahkan negatif.
Tapi dari gambar itu, lihat saja sendiri, mana yang sebenarnya lebih baik.
Memang foto itu nggak murni 100% benar dan semua orang berhijab seperti itu.
Disini saya sebagai perempuan yang sampai saat ini masih belum muncul  keinginan untuk berhijab, Cuma mau membuka pikiran orang yang kolot atau sok suci atau sok alim dan sebagainya.
Sebagai muslim, saya tahu menutup aurat yaitu dengan pakaian tertutup dan berhijab merupakan kewajiban. Tapi apakah saya harus melakukan kewajiban kalau hati saya belum tergerak sedikit pun? Bukankah segala sesuatu harus dijalani dengan hati dan ikhlas? Karena menurut saya segala sesuatu yang dilakukan tanpa keikhlasan itu tidak berarti apa-apa. Percuma. Itu akan Cuma mencetak penilaian orang lain terhadap kita.

Kenapa saya belum siap untuk berhijab?
Karena saya merasa saya masih belangsakan, nggak karuan, nggak teratur.
Saya masih suka pake celana pendek kemana-mana, rok pendek, kaos oblong, tanktop, dan pakaian yang dinilai orang lain mungkin ‘terbuka’ (yaah memang sih). Saya ini sumukan atau gerah, risih kalo pake celana panjang, jeans, dan baju lengen panjang, apalagi pake jilbab. Kalau ada acara yang mengharuskan saya tampil sebagai muslimah, itupun seringkali saya Cuma pake pashmina sebagai tutup kepala. Sungguh, saya nggak mau menyiksa diri saya sendiri.
Saya masih suka keluyuran kemana-mana, pulang tengah malem, nginep temat temen, pergi malem balik ke kost-an paginya, bahkan liburan berhari-hari sama temen yang nggak Cuma cewek aja. Temen cowok saya banyak, saya masih suka maen gaplok-gaplokan, caci-cacian, ngomong kasar. Dan nggak jarang orang menilai saya (dan teman-teman saya) ini adalah perempuan nggak bener, rusak, nakal, dan yang buruk-buruk. Yah begitulah.  Saya memang susah kalau untuk membatasi perilaku.
Dan lagi salah satu alesan utamanya adalah ibadah saya belum maksimal. Sholat masih kadang bolong-bolong, ngaji iya, tapi nggak kayak saya lebih suka baca buku/novel, masih seneng autis HP daripada pegang tasbih buat zikir.

Itu kenapa saya sama sekali belum siap kalau berhijab.

Lagii.. saya sering ngelihat orang berjilbab tapi kelakuannya minus (banget). Ngomong nggak dijaga, ngerokok, pacaran yang melebihi batas wajar, free sex, make baju yang lengannya Cuma setengah. Stress kali ini orang. Dan lihat itu saya selalu geregetan pengen nyamperin terus ngejambak dan nelanjangin itu orang, minimal narik nyopot jilbabnya lah.

Karena bagi saya berhijab bukan Cuma menutup aurat. Berhijab bukan Cuma sebagai fashion yang lagi ngetrend, apalagi pas bulan puasa begini. Banyak media yang menayangkan trend baru berhijab yang menarik dan fashionable. Sehingga pada bulan ini semakin banyak perempuan yang memutuskan untuk berhijab.
Ibaratnya nih milih satu ekskul berdasarkan hobi yang bener-bener disukain, jadi ngelakuinnya harus total, maksimal, nggak setengah-setengah.
-Harus yakin kenapa memutuskan ikut berhijab
-Yakin bisa menuhin semua kewajiban
-Sholat dan ibadah maksimal
-Menjaga perilaku dan ucapan
-Bersikap lebih halus dan kalem
-Nggak keluyuran malem
-Membatasi pergaulan dengan lawan jenis
Kalau belum siap kayak gitu sih mendingan nggak usah berhijab, ntar malah malu-maluin kaum hijabers lainnya. Yang asli emang baik jadi agak ketutup buruk karena segelintir hijabers karbitan macam gitu.

Ooiyaa laki-laki sekarang lebih suka sama perempuan berhijab yang terlihat lebih kalem, anggun, dan lebih cantik yaa? Yakiiin  itu aslinya begitu? Yakiiin juga itu bukan Cuma cover??
Bukan sirik sih saya, yah Cuma pengen kalian madep kaca aja dulu.
hey lelaki, sudah sebaik itukah kamu untuk mendapatkan perempuan yang berhijab memang benar-benar dari lahir batinnya? Sudah pantas? Kalo sudah siiih ya baguus, lanjutin.. J




  ~Mbuss

1 komentar: