*sebelumnya saya minta maaf kal0 tulisan saya kali ini kurang enak dibaca. Ada f0nt yang nulisnya pake huruf gede. Bukan karna saya lagi belajar jadi anak ‘Alay’ tapi lebih karna keadaan. Ya, keyb0ard ini rada rewel, tuts huruf ‘O’ nya ngehek. Kal0 saya mesti insert huruf ‘O’ pake simb0l, pastinya kelamaan, bisa2 selesai nulis pas Belanda siap nyerang Negara kita (*l0h, emang mau perang lagiii??). dan sebagai cara penyelesaiannya saya ga mau ribet, cukup dengan menggunakan tuts angka ‘n0l’ (0). Yah wal0pun akhirnya jadi terkesan Alay tulisan saya ini. Sutralah, yg penting masih bisa dibaca dan lihat inti tulisannya jangan dari f0ntnya yg acakadut.
0ke. Mulai aja. Ini nih mit0s-mit0s tentang bahagia yang ga jauh dari kehidupan kita…
#1. Menjadi bahagia bukanlah takdir
Kebahagiaan itu harus dicari. Kebahagiaan ga kayak jenis kelamin atau warna kulit yang udah dating dari s0n0nya (Takdir Allah). Tapi kebahagiaan dating karena usaha manusia. Kal0 kamu pengen punya banyak temen, kamu mesti berusaha mengenal setiap 0rang disekelilingmu, berbuat baik kepada mereka, dan mendukung perbuatan baik mereka. K0ntr0l em0simu saat bicara dengan 0rang lain, jadilah pendengar yang baik, dan sampaikan keinginanmu dengan baik.
Kebahagiaan juga bisa dating bahkan saat susah. Misalnya, saat 0rang tuamu dirumah sedang bertengkar, atau ketika temen2mu menjauhimu. L0h k0k bisa? Caranya… mulailah berpikir sepsitif mungkin.
Ini mungkin kayak 0rang minum 0bat atau jamu, pahit rasanya. Tidak menyenangkan di awal, tapi baik di ending-nya. Bandingka dengan makan permen atau es krim terus-terusan, enak di awalnya tapi jelek akibatnya, sakit gigi, diabetes, dan kegemukan mengintai.
#2. Bahagia berarti banyak uang
Ini pikiran lama nan dangkal. Banyak harta sering diidentikkan dengan bahagia, karena merasa bisa membeli apapun. Kenyataannya ga semua hal bisa dibeli dengan uang. Ga terlalu salah kal0 0rang bilang bahwa yang bisa bikin hati tenang adalah hidup terjamin dan berkecukupan. Namun kal0 hati udah tenang, apa masih perlu uang?? Gimana kal0 ternyata uang udah menjadi sumber ketidaktenangan. Banyak uang bikin hati jadi cemas dan ketakutan. Apalagi kal takut ilang dan berkurang.
Masih berani bilang banyak uang adalah pangkal kebahagiaan????
#3. 0rang baik susah bahagia
Banyak anggapan bahwa rang baik susah bahagia. Alasanya bahagia itu dating kal0 kita bisa berbuat apa aja, apapun yang kita inginkan. Sementara jadi 0rang baik dan taat beragama menyusahkan diri sendiri. Ga bisa nngkr0ng di café, n0nt0n k0nser music, atau mungkin pacaran.
Resik0 dijauhi temen karena ga dianggap s0lider saat n0lak b0l0s dan berhadapan dengan kewajiban-kewajiban jelas bukan keadaan yang menyenangkan. Tapi menjadi 0rang yang bisa mempertahankan rinsip kebaikan adalah sebuah kebaikan.
#4. Sekarang bukan nanti
Banyak 0rang yang menginginkan kebahagiaan seketika daripada yang dating belakangan. Yang penting menikmati apa yang sekarang bisa dinikmati, ga usah pusing dengan urusan nanti. Akhirnya ga sedikit 0rang yang mau mengrbankan kebahagiaan yang besar demi mendapatkan sesuatu yang kecil hanya karena ia lebih dulu datang.
Ada yang bilang kal0 ‘ternyata bayaran k0ntan itu lebih gede dan lebih baik darpada yang kredit, maka itu bagus’. Tapi kal yang kredit lebih baik dan abadi, maka bayaran kntan tidak ada artinya. Dunia itu fana, tidak kekal, dan singkat. Sedangkan akhirat itu balasannya lebih besar dan abadi.
#5. Apapun yang penting bahagia
Ini juga perangkap. Dengan pikiran ini kita bisa terbujuk untuk memakai cara apa aja, termasuk yang negative untuk mendapatkan kebahagiaan. Menjadi 0rang bahagia itu emang penting, tapi jauh lebih penting untuk memakai cara yang benar untuk mencapai kebahagiaan. Lagipula, mana mungkin kebahagiaan akan singgah dengan cara yang salah. Sebaliknya, yang akan datang kemudian hanya kegelisahan dan ketakutan. Khawatir kejahatannya akan terb0ngkar dan kesuksesannya dirampas 0rang lain.
#6. Bahagia adalah diterima semua 0rang
Akan selalu ada 0rang yang tidak suka tau bahkan memusuhi kita. Ini terjadi karna kita memakai cara pandang atau aturan yang berbeda dengan mereka. Saat kita menc0ba berbuat baik, tidak semua 0rang menjadi suka pada diri kita. Mungkin ada yang menuduh kita Cuma ‘cari muka’, s0k alim, dsb. Pada saat itu yang harus dilakukan adalah bersabar dan mengerjakan hal yang menurut kita benar.
0rang yang berusaha diterima semua 0rang pada kahirnya akan meng0rbankan kebenaran. Ia tidak akan pernah berani mengatakan kebenaran dan menunjukkan kesalahan. Ia akan menjilat siapa saja untuk menyenangkan 0rang lain. Jatuhlah dia pada sifat bermuka dua. Akhirnya, ia hanya membuat 0rang lain senang, tapi ia sendiri terjepit 0leh masalah yang dibuatnya sendiri.
~Mbuss...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar