Jilbab
atau sekarang lebih dikenal dengan Hijab, dan pemakainya dibilang Hijabers.
Ini bukan
pertama kali saya menulis sesuatu hal yang sedikit menyentuh tentang agama.
Tulisan
ini terisnpirasi dari foto profil BBM mbak Dhepoy.
Orang
biasanya menilai orang lain dari covernya atau tampilan luarnya saja. Ooh dia
berjilbab, dia alim pasti, ibadahnya rajin, khusyuk, kalem, dan sebagainya yang
semuanya bersifat baik diucapkan. Sedangkan melihat perempuan di sebelahnya
seperti gambar itu penilaian orang biasanya aah ini mah cewek standart, pasti
labil kadang kalem kadang ‘belangsakan’, gak karuan, dan segalanya yang
bersifat agak negatif atau bahkan negatif.
Tapi
dari gambar itu, lihat saja sendiri, mana yang sebenarnya lebih baik.
Memang
foto itu nggak murni 100% benar dan semua orang berhijab seperti itu.
Disini
saya sebagai perempuan yang sampai saat ini masih belum muncul keinginan untuk berhijab, Cuma mau membuka
pikiran orang yang kolot atau sok suci atau sok alim dan sebagainya.
Sebagai
muslim, saya tahu menutup aurat yaitu dengan pakaian tertutup dan berhijab
merupakan kewajiban. Tapi apakah saya harus melakukan kewajiban kalau hati saya
belum tergerak sedikit pun? Bukankah segala sesuatu harus dijalani dengan hati
dan ikhlas? Karena menurut saya segala sesuatu yang dilakukan tanpa keikhlasan
itu tidak berarti apa-apa. Percuma. Itu akan Cuma mencetak penilaian orang lain
terhadap kita.
Kenapa
saya belum siap untuk berhijab?
Karena
saya merasa saya masih belangsakan, nggak karuan, nggak teratur.
Saya
masih suka pake celana pendek kemana-mana, rok pendek, kaos oblong, tanktop, dan
pakaian yang dinilai orang lain mungkin ‘terbuka’ (yaah memang sih). Saya ini
sumukan atau gerah, risih kalo pake celana panjang, jeans, dan baju lengen
panjang, apalagi pake jilbab. Kalau ada acara yang mengharuskan saya tampil
sebagai muslimah, itupun seringkali saya Cuma pake pashmina sebagai tutup
kepala. Sungguh, saya nggak mau menyiksa diri saya sendiri.
Saya
masih suka keluyuran kemana-mana, pulang tengah malem, nginep temat temen, pergi
malem balik ke kost-an paginya, bahkan liburan berhari-hari sama temen yang
nggak Cuma cewek aja. Temen cowok saya banyak, saya masih suka maen
gaplok-gaplokan, caci-cacian, ngomong kasar. Dan nggak jarang orang menilai
saya (dan teman-teman saya) ini adalah perempuan nggak bener, rusak, nakal, dan
yang buruk-buruk. Yah begitulah. Saya memang
susah kalau untuk membatasi perilaku.
Dan lagi
salah satu alesan utamanya adalah ibadah saya belum maksimal. Sholat masih
kadang bolong-bolong, ngaji iya, tapi nggak kayak saya lebih suka baca
buku/novel, masih seneng autis HP daripada pegang tasbih buat zikir.
Itu kenapa
saya sama sekali belum siap kalau berhijab.
Lagii..
saya sering ngelihat orang berjilbab tapi kelakuannya minus (banget). Ngomong
nggak dijaga, ngerokok, pacaran yang melebihi batas wajar, free sex, make baju
yang lengannya Cuma setengah. Stress kali ini orang. Dan lihat itu saya selalu
geregetan pengen nyamperin terus ngejambak dan nelanjangin itu orang, minimal
narik nyopot jilbabnya lah.
Karena
bagi saya berhijab bukan Cuma menutup aurat. Berhijab bukan Cuma sebagai
fashion yang lagi ngetrend, apalagi pas bulan puasa begini. Banyak media yang
menayangkan trend baru berhijab yang menarik dan fashionable. Sehingga pada
bulan ini semakin banyak perempuan yang memutuskan untuk berhijab.
Ibaratnya
nih milih satu ekskul berdasarkan hobi yang bener-bener disukain, jadi
ngelakuinnya harus total, maksimal, nggak setengah-setengah.
-Harus yakin kenapa memutuskan ikut berhijab
-Yakin bisa menuhin semua kewajiban
-Sholat dan ibadah maksimal
-Menjaga perilaku dan ucapan
-Bersikap lebih halus dan kalem
-Nggak keluyuran malem
-Membatasi pergaulan dengan lawan jenis
Kalau
belum siap kayak gitu sih mendingan nggak usah berhijab, ntar malah malu-maluin
kaum hijabers lainnya. Yang asli emang baik jadi agak ketutup buruk karena
segelintir hijabers karbitan macam gitu.
Ooiyaa
laki-laki sekarang lebih suka sama perempuan berhijab yang terlihat lebih
kalem, anggun, dan lebih cantik yaa? Yakiiin itu aslinya begitu? Yakiiin juga itu bukan Cuma
cover??
Bukan
sirik sih saya, yah Cuma pengen kalian madep kaca aja dulu.
hey
lelaki, sudah sebaik itukah kamu untuk mendapatkan perempuan yang berhijab memang
benar-benar dari lahir batinnya? Sudah pantas? Kalo sudah siiih ya baguus,
lanjutin.. J

