Minggu, 04 Desember 2011

tentukan kebahagiaanmu, atau kau akan sakit jiwa

Siapa bilang kebahagiaan itu mudah? asalkan bisa berkumpul bersama orang-orang yang kita sayangi adalah kebahagiaan. Bullshit!! Terus kalo lagi jauh sama orang-orang yang kita sayangi itu apakah hidup ini sama sekali nggak bahagia?? Dan kalo lagi ngumpul sama orang-orang itu tapi suasana nggak kondusif seperti yang kita inginkan, apakah itu juga kebahagiaan??

Siapa bilang kebahagiaan nggak diukur dari materi?? Itu juga bullshit!! Realistis aja lah jadi orang. Saya nggak mau munafik, setiap hembusan nafas ini adalah materi dan butuh materi untuk nafas-nafas berikutnya. Walaupun saya belum bisa mengahsilkan materi sendiri untuk diri saya, paling nggak saya masih bisa memanfaatkan materi yang dikasih orang tua saya.

Materi, ya, mungkin itu salah satu cara orang tua saya membahagiakan saya. Secara tidak setiap hari saya bisa bertemu dengan mereka. Saya bukan anak yang terlahir dari keluarga konglomerat, yang kayanya selangit, dan nggak akan kehabisan harta sampe turunan ke sebelas. Saya hidup dari keringat kerja keras kedua orang tua saya, yang  sampai saat ini sama sekali belum bisa saya bahagiakan. Alhamdulillah saya hidup berkecukupan, karena saya selalu bersyukur atas apa yang saya miliki.

Kembali ke kebahagiaan dan materi hubungannya dengan kesehatan jiwa. Kenapa hubungannya dengan kesehatan jiwa? Tahu sendiri kesehatan fisik pasti semua sudah mengerti bagaimana menjaganya? Nah kalo kesehatan jiwa? Gimana menjaganya? Oalharaga jiwa? Makan makanan jiwa? Mana adaaa?? Menurut saya satu-satunya yang mendasari kesehatan jiwa adalah kebahagiaan. Orang yang sedang sedih itu jiwanya sedang tidak sehat. Jadi, saya selalu berusaha menyenangkan diri saya saat saya sedang sedih atau kalut, agar jiwa saya tidak sakit. Jiwa yang sakit terlalu sering bisa membalik frase kata ‘jiwa sakit’ menjadi ‘sakit jiwa’. Dan saya nggak mau sakit jiwa. J

Untuk mempertahankan jiwa yang sehat itu kembali butuh sesuatu, sesuatu yang kalo menurut saya lebih mahal dibandingakn untuk menjaga kesehatan fisik.
 Orang, dimana kita bisa membeli orang yang bisa membuat kita bahagia bersamanya/mereka.
 Waktu, kalau waktu bisa dibeli dengan materi, semacam lorong waktu, mungkin saya akan terus membeli waktu untuk kembali atau menuju waktu baru disaat saya sedang bahagia. Atau pintu ajaib yang akan mempersingkat waktu perpindahan kita dari tempat satu ke tempat yang ingin kita tuju, demi apapun saya mau nabung kalau memang dua benda itu ada dipasaran.
 Fisik, syukurlah kita punya fisik yang sempurna dan sehat, jadi kita masih bisa berpindah dari tempat yang ‘suram’ ke tempat yang lebih menyenangkan.
·         Kesempatan, kesempatan nggak bisa dibeli, tapi sangat bisa dimanfaatkan.

Terlepas dari sesuatu yang nggak akan bisa terbeli itu, untuk menunjang kebahagiaan sesungguhnya juga butuh materi, secara realistis yaaa. Pasti ada tempat, acara, dan kegiatan sebagainya yang bisa menyehatkan jiwa kita. Pergilah kesana. Tapi semuanya itu perlu duit. Bayar sodara-sodaraa. Kecuali kalo kita adalah makhluk halus yang kemana-kemana bebas masuk seenaknya tanpa bayar dan tanpa diketahui orang-orang. Hehe

Jadi, cari apa yang membuatmu tak bahagia, keluarkan, atau kalau tetap tak bisa keluar, biarkan saja dia didalam, tindih dengan datangkan kebahagiaan dan kesenanganmu. kalo ada orang yang menyebabkan ke'suram'an dalam hidup, tinggalkan. dia nggak penting. Just do it! Kalau sesuatu yang membuatmu tak bahagia muncul lagi, abaikan saja. Itu hanya pengganggu dalam hidup. Dan dialah yang akan membuat kita dapat menemukan sesuatu yang menyenangkan lainnya, bahkan lebih.



~Mbuss