Senin, 29 Agustus 2011

Lebaran Hanya Formalitas


Besok 30 Agustus 2011, menurut kalender hari itu ditandai dengan warna merah yang menyatakan hari libur nasional. Benar saja besok adalah Hari Raya Idul Fitri bagi umat muslim, atau biasa disebut Lebaran agar lebih singkatnya.

Pagi hari tiap Lebaran, akan banyak orang yang berjalan melewati rumah saya, mereka berbondong-bondong ke Masjid. Pakaian baru, kopiah baru, mukena baru telah melekat di tubuh mereka. Setiap tahun Masjid yang letaknya nggak sampe 100 meter dari rumah saya ini memang selalu ada Sholat Ied disitu. Dan di Masjid itulah saya dan keluarga saya sholat Ied setiap tahunnya.

Ya, kami nggak pernah pindah – pindah. Karena kami memang nggak pernah mudik. Pengen sebenernya merasakan mudik seperti yang lain. Tapi ya sudahlah, Yangti ada disini juga. sempat berpikir, kenapa sih Yangti ini nggak pindah ke Puncak Gunung atau Pinggir pantai gitu rumahnya, atau paling nggak di Bandung lah sama sodara-sodaranya yang lain. Jadi biar saya dan keluarga saya ini merasakan suasana mudik seperti yang sering saya lihat di tv akhir-akhir ini.

Kembali ke Lebaran. Setelah Sholat Ied, tradisi selanjutnya adalah sungkeman dan bermaaf-maafan. Kepada orang tua dan kakak adik terlebih dahulu, kemudian keliling kompleks maap-maapan sama tetangga se-RT. Nah ini yang ada dipikiran saya saat ini. Banyak orang ngomong, sms, bahkan pamflet-pamflet pernah kita baca yang intinya “kembali ke fitrah, kembali suci, mulai dari nol lagi yaa”. Yakin itu habis maaf-maafan bener-bener kembali fitrah ke nol lagi?
 Iya mulai dari nol lagi, kalo diibaratkan saldo tabungan, yang kemarin udah di tarik tunai sampai habis, besoknya ngasih deposit lagi ke bank biar rekeningnya nggak hangus. Sedikit-sedikit deposit itu mulai ditambah hingga saldo terkumpul banyak lagi, dan siap diambil saat membutuhkan.

Saya rasa Lebaran juga begitu. maaf-maafan PADA SAAT ITU. Tapi setelah berlalu dari orang yang kita salamin tadi, pasti ada sepatah dua patah kata yang membahas tentang orang itu. Kotor lagi, ternoda lagi, dan terisi, sudah tidak dalam keadaan nol lagi. Ada lagi yang bersalaman hanya karena ‘wajib’ ikut-ikutan. Karena semua tetangga pada salaman ya udah kita ngikut. Tapi dalam hati sebenarnya malas bertemu dan menjabat tangan seseorang itu. Malah ada yang sama sekali tidak mau bersalaman dan bermaafan kepada seseorang secara frontal. Saat yang lain bermaafan dengan si A misalnya, si B menghindar dan sengaja tidak berusaha untuk menemui si A. Seperti itu misalnya. Namun ada juga yang benar-benar tulus saling memaafkan hingga betangisan satu sama lain. Tapi itu biasanya terjadi antara pasangan orang tua – anak dan suami – istri.

Kalau sekedar bermaafan dan kembali suci, kenapa harus saat Lebaran Idul Fitri? Kenapa tidak setiap hari saja setiap habis terjadi pertengkaran kemudian bermaafan itu disebut juga Lebaran? Bukankah ‘kotoran’ yang timbul setelah kita saling bermaafan itu lebih buruk dari pada yang sebelum-sebelumnya. Kalo baju warna putih kucel dicuci biar bersih, pas udah bersih terus ketumpahan kuah rawon. Akan sangat terasa sangat buruk. Dipakai tidak nyaman karena basah, dilihat pun tidak enak karena ada noda.

 Ooh iya Lebaran juga berarti hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa. Terus kalo ada orang yang nggak puasa 30 hari berarti nggak layak dapet ‘kemenangan’ gitu?

Ada lagi, orang-orang ‘kaya’ itu, kenapa berlomba-lomba memebrikan sesuatu kepada fakir miskin saat Ramadhan menjelang Lebaran begini? Kenapa nggak dibulan-bulan lain. Saya yakin mereka (fakir miskin) saat ini menjadi berkecukupan SAAT INI. Yaa saat ini dan satu bulan ke depan barang kali. Karena ada banyak kesempatan yang mereka dapat untuk menerima sebagian harta dari orang-orang yang lebih mampu darinya. Lalu bagaimana mereka di bulan-bulan selanjutnya? Kembali menjadi fakir miskin yang tidak bisa mengharapkan apa-apa. Harusnya di setiap bulan ada momen atau tanggal khusus seperti ramadhan mendekati lebaran ini. Dimana orang-orang yang lebih mampu ‘wajib’ berbagi kepada yang lebih membutuhkan. Sehingga orang – orang yang untuk makan saja harus berperang dengan matahari dan situasi yang parah lainnya dapat tetap hidup layak. Katanya sebagian harta kita adalah harta mereka juga.

Lebaran juga saat dimana keluarga besar akan berkumpul. berkumpulnya keluarga besar ini memberikan banyak sekali keuntungan bagi kami anak-anak, karena ini saatnya kami ‘merampok’ para orang tua dan saudara-saudara. Sampai sekarang, walaupun umur udah kepala 2 begini, saya dan kakak saya tetap menengadahkan tangan setiap ada om dan tante dan sodara-sodara saya lagi bagi-bagi salam tempel. Bagi kami (saya dan kakak) selama kami belum bekerja dan belum berkeluarga, maka wajib bagi mereka untuk memberikan kami uang saku, bahkan jumlahnya harus lebih banyak dari adek-adek keponakan kami yang lain, dengan alibi “mahasiswa mah segini nggak cukup, tambahin lagi, anak kos nih, kasihan” ahhaaha. Akan lebih menyenangkan kalau silaturahmi keluarga besar itu bisa tiap minggu atau tiap bulan, dan saya akan menjadi lebih cepat kaya kalau demikian. #ketawasetan hahahaha

Saya seperti kembali ke pikiran anak – anak yang nggak mengerti kenapa semua ini harus terjadi pada satu waktu. Kenapa nggak setiap hari. Namun sebagai manusia dan warga yang belum memiliki penghasilan dan keluarga sendiri, saya tetap mengikuti saja arus dimana kedua orang tua saya membawa saya pada tradisi dan ‘acara-acara’ seperti ini. Dan semoga pada saatnya nanti saya bisa menerapkan ‘Lebaran’ ini tidak hanya pada satu waktu seperti sekarang ini. Saya sangat berharap saya mampu. Seperti kata pepatah bahwa ‘setiap ucapan adalah doa’ semoga Tuhan menjabahi ucapan saya ini.

Eh tapi nggak semudah itu menyatakan Lebaran tepat hari  Selasa tanggal 30. Malem ini, sehabis adzan Magrib tadi nggak ada takbir di masjid dekat rumah. Repot dah. Di tv juga pemerintah lagi sidang Ishbat buat nentuin lebaran jatuh hari apa, yang berdasarkan hilal. Entah apa itu semua, repot bener sih ya, orang 1 Muharam udah disepakati bersama seluruh dunia, kenapa 1 Syawal nya bisa beda-beda. Saya yakin penuh perbedaan ini Cuma ada di Indonesia. Tanya deh negara-negara di Arab sana pasti sama aja 1 Syawalnya, no perbedaan, no debat.

Bagi saya mau lebaran besok tanggal 30 atau 31 nggak ada bedanya. Toh saya nggak puasa juga. saya sama mama dapet diskon dari Tuhan buat lebaran lebih dulu dari hari jumat kemaren. Hehe
Mau lebaran besok atau lusa, ini masakan di rumah udah mateng semua, di rumah yangti juga begitu. untuk keluarga saya yang nggak berhalangan mungkin ikut lebaran besok selasa, tapi sholat Ied-nya hari Rabu.
Aneh memang, ah sudahlah yang penting kewajiban ditunaikan dan hak dilakukan. Impas kan…

dan tidak lupa saya juga ikut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi umat muslim yang membaca tulisan ini. saya juga minta maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan. mohon di maafkan biar lebarannya berasa afdol yaa.. ^^


-Mbuss-

Minggu, 28 Agustus 2011

Spesial Buka Bersama Mereka


Dari dulu udah lama saya ingin sekali melakukan suatu kegiatan yang bersifat sosial bersama teman-teman terdekat saya. Setiap kita berkumpul adalah sangat menyenangkan, kemudian saya berpikir kenapa kita tidak membagi kesenangan yang kita miliki itu kepada orang lain. Sekali – sekali kita berusaha menyenangkan orang lain yang membutuhkan. Bukan begitu? Dan saat yang tepat untuk kita berkumpul biasanya pas Ramadhan acara buka bersama seperti tahun – tahun sebelumnya. Tercetuslah rencana membuat acara buka bersama yang beda tahun ini, buka bersama anak – anak panti asuhan.

Begitu ide itu muncul saya langsung share ke teman-teman sekelas saya dulu waktu SMA, awalnya agak pesimis, mereka pada mau atau enggak. Tapi untungnya banyak yang mendukung, dan saya senang, berarti acara ini benar-benar harus terwujud.
Cara unik muncul dari Edwin si Ketua pelaksana yang kita tunjuk. Di akhir bulan April yang lalu Edwin mengusulkan ke kita kalo ada “GERAKAN SERIBU SEHARI”, dimana kita menyisihkan uang Rp 1.000 per hari dimulai 1 Mei 1011 dan berakhir Agustus 2011. Jadi saat pengumpulan dana, tidak ada yang merasa keberatan.

Sebulan ini saya dan teman-teman ribet dengan urusan acara yang kita buat itu. Acara yang udah kita rancang itu benar-benar memasuki tahap persiapan. Mencari dan melengkapi segala perlengkapan yang kita butuhkan, menyiapkan segala sesuatunya. Pada H-1 acara, segala kelengkapan sudah siap, dan dana yang kita kumpulkan itu telah melebihi target. Semakin banyak dana, semakin banyak pula yang dapat kita berikan ke mereka. Alhamdulillah yahh…

ngumpul sebelum berangkat ke panti

Hari itu tiba. Hari yang sangat saya tunggu-tunggu. Hari yang juga ditunggu oleh teman-teman saya. Hari dimana nanti sore kita akan bertemu dan bersenang-senang serta menyenangkan orang lain. Hari itu adalah Sabtu, 27 Agustus 2011. tepat jam 4 sore kita menuju Panti Asuhan Aisyah Nganjuk. Dan acara segera dimulai.

Acara dibuka oleh salah satu anak panti yang membacakan ayat suci Al Qur’an. Kemudian ada Tausiah sekaligus Motivasi dari Mas Purbahayu yang dulu kakak kelas kita juga dari SMADA. Mereka (anak-anak panti) terlihat senang dan menikmati acara tersebut. Kalau biasanya acara buka bersama diisi dengan ceramah keagamaan, kali ini kita menyajikan yang lain. Bekerja sama dengan mas Purbahayu salah satu hal yang menyenangkan. Dia memberikan materi yang ringan tapi tetap berisi. *nah gimana tuh?* Yak materi yang diberikan mengenai Pendidikan, cara belajar, berdoa, dan menumbuhkan motivasi yang kuat kepada anak-anak panti yang memang masih pelajar,SD, SMP, dan SMA itu. Dia memberikan cara-cara yang jujur dan benar dalam belajar. Seperti tidak menyontek. Nah pada saat membahas tentang tidak menyontek ini, kelihatannya saya dan teman-teman saya merasa tersindir ini. Mana bisa kita nggak nyontek? Mau bunuh diri? hahaha

Over all sore itu menyenangkan sampai terdengar adzan Maghrib kita buka bersama. Takjil dan es blewah keluar duluan. Dilanjutkan Sholat Maghrib berjamaah. Setelah Sholat barulah kita semua makan besar. *eh apanya yang besar?* yah pokoknya makan gitu lah. Walaupun kita Cuma makan nasi sterofom (bukan nasi lauk sterofom, tapi itu temennya nasi kotak. Karena kotaknya diganti pake sterofom)hehe, yang penting kita makan sama-sama. Menyenangkaaaaan. Setelah makan-makan, dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan sembako dan sejumlah uang tunai, buat mereka berlebaran.






Acara selesai, acara terakhir adalah acara pemitan. Salaman sama semua anak panti dan pengurus. Pas salaman ini bener-bener ngerasa deket sama mereka. Malah ada beberapa yang mungkin kelewat belum salaman bilang gini “Mbak-mbak, aku belum mbak. Aku belum”. Eh, emang siapa saya, sampe ada yang bilang gitu belum saya salamin. Hehee. Berasa artis aje kalo gitu. Tapi saya seneng, berarti mereka juga seneng dan excited atas kedatangan kita.
Aiiiiiih makasiih adek-adek…
Selesai. Kita pulang. Saya kembali ke mobil. Dan melihat ke bagian belakang mobil. Alamaaaak semangkanya lupa belum dikeluarin. Begoooo Mbuuss!!! Itu semangka segitu banyak bisa lupa nggak dikeluarin dari tadi. Langsung aja saya bawa itu semangka ke adek-adek, dan bilang “maaf lupa ini tadi ketinggalan”. Hahhaa
Ya Ampuun Mbuss, dalam acara sosial kaya gini masih ada aja bagian otak yang telat berfungsi. haha

Btw terima kasih adek – adek dan pengurus panti yang bersedia tempatnya kita jadikan tempat berkumpul dan makan bersama,
Terima kasih teman-teman atas dukungan dan terlaksananya acara ini,
terima kasih Tuhan atas segala kemudahan yang telah Engkau berikan, hingga acara ini berakhir dengan senyum ^,^

selesai acara, kita kembali ke wujud asal, menjadi para bedebah. hahaha

Rabu, 17 Agustus 2011

the Independence day

17 Agustus 2011

Sebenarnya tanpa saya tulis ulang tanggal hari ini, diatas sudah ada tanggal yang sama dimana ketikan ini saya posting. Hari dimana dua sesuatu yang special bagi pemeluk agama Islam yang hidup di Indonesia. Yak hari ini 17 Agustus bertepatan dengan 17 Ramadhan saat Al Qur’an diturunkan, dan 66 tahun perayaan kemerdekaan Negara ini. FYI: dulu, tepat 66 tahun yang lalu, Proklamasi Indonesia juga pada bulan Ramadhan, dan sama juga tepat 17 Ramadhan.

Yang ingin saya uangkan disini adalah… eh bukan. Bukan mau menjual sesuatu untuk menghasilkan uang, tapi dari kata ‘uang’ itu saya tambahkan huruf ‘t’ didepannya. Jadi yang ingin saya tuangkan disini adalah apa yang saya lihat dan rasakan. Sejak kemarin udah rame banget pada heboh menyambut hari ini, seakan-akan hari ini hari yg super dahsyat, hari dimana semua kebebasan akan di raih. Tidak! Tidak demikian! Daripada saya mengetik ulang, lebih baik buka saja ini http://gayuhasmara.blogspot.com/2011/08/kita-sudah-merdeka-dari-dulu.html 

Benar yang dikatakan kalo kita sudah merdeka dari dulu. Tapi sekarang ini masih banyak yang teriak-teriak MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA! Apaan? Merdeka dengan banyak menuntut gitu? Menuntut agar semua dipenuhi orang lain? Preketek! Kalo bener merdeka berarti kan dirinya sendiri udah bebas, bebas melakukan apa saja untuk menuhin keinginan, nggak perlu koar-koar minta dikasihani orang lain kan.

Parah lagi dari kemarin saya baca di twitter, apakah INDONESIA itu?? Banyak yang jawab Negara yang penuh ‘sampah’ koruptor, panggung sandiwara, dan jawaban jelek dan pesimis. Kenapa lebih banyak yang memandang negative seperti itu? Ooh mungkin disini pada menunjukkan kalo dirinya sudah merdeka, terus bisa bebas bicara gitu? Kalo mau lihat dari sisi positifnya mungkin lebih banyak lagi yang bisa di ucapkan.

#Alam. Tidak perlu kita harus punya banyak uang untuk keliling seluruh pelosok Indonesia, apa guna internet kalau begitu? Lihat saja disitu, betapa negeri ini sangat indah.
#SDA&SDM. Saya pernah baca kalo Indonesia ini adalah surganya Sumberdaya Alam, Mineral, dan Tambang. Apa saja kita punya, sayangnya sampai saat ini kebanyakan pengelolaannya masih dipimpin orang asing. Bukan masalah, tinggal menunggu waktu saja,  teman-teman yang sekarang sedang kuliah atau beberapa yang sudah bekerja disana, kelak nantinya akan menguasai tempat itu.
#budaya. Siapa bisa menghitung berapa banyak jenis bahasa, tarian, music, pakaian, makanan, dan tradisi atau ritual adat tiap daerah di Indonesia ini? Kalo beneran bisa ngitung, apakah hitungannya itu sudah benar? Yakin nggak ada yg keselip?
####masih banyak lagi. Silahkan googling. :D

Aah sudahlah tak ada habisnya membicarakan Negara, lagian kasian otak juga kalo suruh berat-berat mikirin Negara. Negara juga belum tentu menjamin, semuanya kan bergantung diri kita sendiri. Kita yg me-merdeka-kan diri sendiri.

Oya kalo di tanya apa itu MERDEKA? Inilah merdeka versi saya :
Merdeka adalah ketika anak perempuan tidak lagi diwajibkan bangun sebelum matahari bersinar terang.
merdeka adalah ketika perempuan bebas memakai celana pendek dan sandal jepit saat berjalan-jalan. *sambilngaca >,<
Merdeka adalah ngetik pake PC nggak lagi harus duduk bersandar di kursi, tapi boleh juga sambil tengkurep atau tiduran sambil memangku laptop. Seperti yg saya lakukan sekarang ini.
Merdeka adalah ketika meminta ijin ke orang tua untuk pergi ke suatu tempat cukup lama (melancong), kemudian diijinkan dan diberi uang saku. :D
Merdeka adalah telah menyelesaikan tugas atau UAS yg menyiksa batin dan raga. Dan mendapati KHS dengan IP memuaskan. ^^
Merdeka adalah musnahnya dosen-dosen yang kolot dan menyebalkan didunia ini.
Intinya, Merdeka adalah bisa ngedapetin apa yg saya inginkan, dengan cara saya.
… apa Merdeka versi kamu??


zonk!

Mumpung lagi on fire nulis nih, sekalian aja yaa saya ceritanya.
Jadi gini 23 Juli kemaren kan saya ulang tahun. Muali nih usia kepala 2. 20 tahun boo.. -_-”. Tapiiii walau umur udah kepala 2 gini, hidup saya nggak ada bedanya sama 2 tahun lalu waktu masih 18 tahun. Tetep sama. Menyenangkan, dan kekanak-kanakan. Biar lucu dan awet muda gitu.hehe
Sebenernya saya mau ngerayain ulang tahun pas masih di Lombok, karena dulu rencananya di Lombok bakal 2 mingguan, tapi karena urusan kampus, jadi saya harus pulang jauh sebelum waktu 2 minggu itu habis.
Cerita sesungguhnya adalah bukan cerita, melainkan derita. Ini kerjaan teman-teman saya yg saya sayangi. Heran saya padahal saya baik sama mereka, kok mereka jahat sama saya. Jangan piker mereka ngerjain saya. Lebih dari itu. Ini pencemaran nama baik.
You know what, masa ya mereka ngasih saya kado tanpa hiasan apa-apa. Masih dalam bungkus kresek. Sebelum ngasih itu Winda dan Anke bilang “Mbus, ini harus dipake loh, apapun yang terjadi”. Feeling so bad ini mah... Waktu bungkusan kresek putih itu saya terima, perasaan semakin nggak enak. Dan dilihat dari luar itu udah kelihatan. Saya lempar itu kresek dan jerit-jerit.
Hayoooo apa yg anda pikirkan? Tebak apa isi kresek putih itu? Tikus? Bukan, saya nggak takut tikus.| kecoa? Juga bukan.| ini lebih buruk dan lebih menyeramkan. Warnanya hitam dan bergambar sesuatu.
Daripada kebanyakan nanya mending to de point aja yaa…
Mereka ngasih saya kaos warna hitam yg ada gambarnya ST 12. Kampreeeet banget nggak tuh. Sejak kapan saya suka ST 12??? Ya Tuhan, ini kado terburuk yang pernah saya terima. Bisa dibilang ini ZONK bukan KADO..
Tapi yaaah karena saya orang baik, saya selalu menghargai apa yang saya peroleh dari orang lain. Saya pake itu kaos. Terpaksa saya nurut, karna kalo saya nggak make sendiri, mereka yg akan nelanjangin saya dan makein kaos itu secara paksa. Ampuuun emaaaaak…
belum cukup disitu aja, mereka ngelunjak foto-in saya dengan tampang saya yang… aduuuuh ancur banget. Beneran ya, nasib saya malem itu kaya seorang gadis yg ada di sarang penyamun dan akan diperkosa hidup-hidup.
Habis itu saya pulang. Tiduran di kamar, maen twitter dan bbm. MasyaAllah foto saya di posting di twitter dan dijadiin DP bbm-nya Bebek.. sumpah keterlaluan. Bedebah-bedebah itu belum puas menyiksa saya, sampai di twitter saya di fitnah dan diserang banyak orang masih tentang ST 12.
Memang ya cara orang nunjukin kasih sayang itu beda-beda. Saya yakin teman-teman yang udah kaya sodara saya ini sayang sama saya, tapi caranya aja yg berbeda.
TERIMA KASIH YAAA SODARA-SODARA ATAS ZONKnyaaa… 
Nista sebenernyange-post foto ini. tapi ini demi teman2 saya :)

pleasant journey (part II)

Ngingetin aja, sebelum baca posting ini, sebaiknya baca dulu postingan sebelum ini. Ada hubungannya ato enggak, baca dulu aja deh. Kalo udah, baru lanjutin baca yg ini. Karena sesungguhnya ini adalah cerita bersambung. Hehehe

Kalo udah baca posting sebelumnya, ato tetep ngebet baca yg ini dulu, nggak papa deh, boleh kok. Baiklah begini ceritanya…

… keesokan harinya…

Kamis, 14 Juli 2011, 6:30 WITA. Hari ini kita bangun pagi, niat banget, padahal diantara saya, Gayuh, dan Anke adalah putri tidur semua, dan susah bangun pagi. Kenapa tumben niat banget? Iya laah, kita akan memulai petualangan ke negeri seberang, eh pulau seberang ding. Hehe. Siap – siap, bla.bla.blaa kita cuss ke terminal, naik bis menuju pelabuhan Padang Bae. Jam 9 kita sampe, antri sebentar, akhirnya kapal jalan jam setengah 10an. Sebenernya kita mau kemana sih?? Eitss nanti duluu.. lama terombang-ambing diatas kapal rasanya Stuck, jet lag, laper, dan sebagainya nyampur jadi satu. Tapi bisa ilang kalo kita keluar kapal dan lihat air yg super bening dan biru, bersih banget gak kaya’ di Jawa. selain itu melihat pulau-pulau kecil yang dilewatin nggak kalah bagusnya, masih sepi, mungkin nggak berpenghuni. Boleh nih buat tujuan privat honeymoon *loh. hehe ..
Setelah 5 jam perjalanan di kapal akhirnya kita mendarat di pelabuhan Lembar. turun dari kapal dan yeaaaay kita menginjak pulau yg selama ini Cuma bisa kita lihat di tv. Lombok sodara-sodara. Kita ada di Lombok niih.. *norak. Huehue

Udah kaya’ orang ilang dengan segala usaha kita menuju penginapan di kota Mataram. 30 menit kemudian ketemulah tempat singgah kita selama beberapa hari kedepan. Istirahat sebentar, cuci muka, terus cabut lagi. Pokoknya nggak ada waktu yg terbuang deh, manfaatin sebaik mungkin.

Tujuan pertama di Pulau ini adalah Pantai Senggigi. 20 menit kemudian sampailah kita di pantai yang sering banget tuh masuk tv. Tapi apa yg kita lihat dengan mata kita nggak sama dengan yg biasa dilihat di tv. Beda banget. Pantainya biasa aja, agak kotor kaya’ di Jawa. Kita udah mulai ngumpat-ngumpat tuh. “dasar reporter tv biadab, pantai jelek gini, kenapa di tv keliatan bagus banget? Penipuan”. Tapi disekitar situ banyak resort dan cottage yang mewah-mewah. Mungkin reporter tv itu ngambil gambarnya dari dalem resort / cottage itu yaa. Banyak bule juga sih, tapi yah biasa aja, nggak banyak – banyak banget. Nggak lama, terus kita balik lagi ke penginapan. Istirahat lagi, itupun juga nggak lama. Malemnya balik lagi ke Senggigi, kali ini agak naik ke atas, kita lihat pantainya dari atas. Nongkrong dan duduk-duduk sambil makan jagung bakar, enak juga.
Naah kalo dilihat dari atas gini emang bagus sih, lampu-lampu dari resort di pinggir pantai itu yang bikin kelihatan cantik.

Jumat, 15 Juli 2011, 7:00 WITA. Hari kedua di Lombok kita bangun lumayan pagi. We have a big plan. Habis siap-siap, sarapan, dan sebagainya kita lanjutkan petualangan Ke pulau seberang, bukan balik lagi ke Bali loh yaa. Tapi ini ke pulau-pulau kecil yang ada disekitar Lombok. Perjalanan daratnya cukup jauh lewat jalanan berliku kaya’ Pujon gitu, namanya juga hampir mirip sih, Pusuk, sepanjang yang kita lewatin banyak monyet-monyetnya di pinggir jalan, entah kenapa saya jadi kaya anak kecil seneng ngelihatin monyet-monyet itu. *jangan bilang seneng ketemu sodara ya! Tak potong lidahmu ;p .
pusuk

sekitar satu jam kita sampai di Pelabuhan Bangsal. Kapalnya nggak kaya Fery gitu, tapi kapal – kapal nelayan yang kecil dan Cuma muat 25 orang. Naik kapal kecil itu murah Cuma 10 ribu saja, bisa lihat dalem laut karena airnya beniiing banget. 45 menit menikmati angin dan air laut diatas kapal, kita sampai di pulau yang kita tuju. Gili Trawangan. Gili disini artinya pulau. Subhanallaaaah. Apakah ini Surga?? Surga dunia mungkin?? Kita jalan kaki ngelilingi pulau, oyaa di gili trawangan ini sama sekali nggak ada kendaraan bermotor, adanya sepeda dan andong. Disini juga mayoritas bule, jarang sekali kita ngelihat wisatawan local. Orang lokalnya Cuma pegawai-pegawai resort disitu. Sempat bingung, “kita masih di Indonesia nggak sih ini?” Tambahan informasi, ternyata orang luar negeri lebih tau tempat ini loh dari pada orang Indonesia sendiri. Hotel dan resort di gili Trawangan ini bookingnya harus lewat internet, nggak bisa langsung.



Dan sumpah ini pulau full bule. dan disini bulenya sesuka hati banget kaya pulaunya sendiri kali ya, kalo di Bali biasanya lihat bule berjemur pakai bikini aja udah heboh tuh mata para lelaki, ini bule berjemur gak pake bra. Biar nggak belang kali ya badannya. Kalo aja ini Inun dkk lihat, wuaaah betah pasti. Jadi saya kirimin aja fotonnya lewat bbm, biar dia bisa lihat juga.
Eh tapi mau foto bule bugil itu agak ribet juga, takut dia-nya ngerasa privasinya terganggu. Yah saya kan professional, ambil aja tuh jeprat-jepret beberapa bule. Hehe.

Sebelum jam 3 sore kita pulang. Karena kapal terakhir yang menuju Bangsal itu jam 3. Kalo kita nggak cepet pulang nggak ada pilihan lain kita harus nginep disana. Emang harusnya nginep sih kalo ke Gili Trawangan ini. Makin malem makin asik katanya. Ada party di setiap café, yah semacam di Legian gitu kalo di Bali. Tapi lain kali deh, kalo kita udah kaya ntar. Amiiiiin. Hehe.

Sampe Bangsal kita perjalanan darat lagi ke kota, kali ini beda jalur sama yg tadi berangkat. Kita lewat Malimbu, nanti tembusnya ketemu Pantai Senggigi. Lewat Malimbu ini MasyaAllah kerennyaaa. Kaya’nya ini yg biasa dilewatin di ftv itu deh. Selama perjalanan ini saya banyak ngambil gambar dengan camera saya. Dari beberapa gambar yang saya ambil, saya nggak pernah mengira kalo itu ada di depan mata saya. Saya pikir melihat yang begitu itu hanya ada di desktop background windows computer atau di Hawai.



Kita sudahi petualangan hari ini. Capek ternyata.

Sabtu, 16 Juli 2011. Semalem telah kita putuskan kalo Hari ketiga ini kita nggak akan bangun pagi lagi. Kita bayar hutang tidur kita yg tertunda.hehe, karena emang nggak ada rencana mau kemana-mana sih. Badan rasanya kaya diinjek-injek orang se Indonesia Raya.

Minggu, 17 Juli 2011. Kemarin kan enggak kemana-mana tuh, kita browsing mana lagi yang harus di kunjungi. Badan udah fresh kembali hasil tidur sepanjang hari, kita lanjut lagi petualangan. Yak hari ini kita mau ke Pantai Kuta. Bukan. Bukan Kuta yg di Bali, tapi masih di Lombok juga. Kali ini ke arah ujung selatan. Berangkat juga nggak pagi-pagi lagi. Kita pake ‘jam jawa’ aja siangan berangkatnya. Hehe
Ini lebih jauh lagi perjalanan daratnya dari yang kemarin, terus papan penunjuknya juga nggak banyak, jadi yah kita mesti beberapa kali nanya orang. Untung masih banyak orang baik di dunia ini. Pas nanya-nanya kita dikasih tau kalo jangan lewat desa ‘Ketara’ karena disana rawan, sering terjadi perampokan, apalagi kalo tahu kita bukan orang asli sini. Jadi kita diarahin lewat desa ‘Liwo’ agak jauh sih, tapi yang penting lebih aman. Sampailah kita di Pantai Kuta. Lebih sepi dari pantai-pantai yang kita datengin sebelumnya. Tapi tetep cakeeeeep pantainya dan…*eeh ada bule ganteng lewat* haha

Pulangnya kita lewat Desa Sade. Tadi udah lewat sih pas berangkatnya, tapi karena penasaran sama pantai Kuta, yah kita lewatin aja. Pulangnya ini kita sengaja mampir di desa adat suku sasak itu. Semuanya masih murni asli kaya’ jaman dahulu kala. Yang paling kelihatan asli rumahnya. Khas suku sasak. Ada salah satu rumah yang lantainya dari kotoran kerbau yang dikeringkan. Pasti mikirnya jijik. Tapi setelah lihat ternyata kalo udah kering yah biasa aja, kaya semen gitu, nggak bau juga.
 
Ada kejadian waktu kita lagi ditengah-tengah desa itu. Ada satu ibu-ibu sambil gendong anaknya lari dan teriak-teriak “Julaaat… Julaaat” semua warga keluar rumah dan panik. Kita bertiga ikutan panic padahal nggak ngerti ada apa, karena warga ngomongnya pake bahasa sasak. Yang ada dipikiran saya saat itu “mampus, kita harus menyelamatkan diri, ada sesuatu yg mengamuk, entah Buto/Raksasa atau binatang buas” terus saya tanya ibu-ibu itu “ada apa ibu?” ibunya jawab “ada itu mba julat, itu julat disana” tetap sambil panic setengah mati. Nah saya yg nggak ngerti juga ikutan makin panik. Walaupun ibu itu lagi nggak konsen tapi Saya sedikit nggak tau diri tanya lagi “julat? Julat apa bu?”| ibu: “julat mba, itu api, kebakaran disana, mba keluar aja”|*hening. *eh riweuh. Eh apa yaa? Yg hening ini pikiran saya, yg ribet orang-orang disekitar saya. Dalam keadaan genting itu masih aja saya nanya lagi ”keluar? Keluar kemana bu? Kesana”. Hmm sebenernya saya ini emang nggak tahu atau bego kebanyakan nanya pada sikon kaya gitu. Tapi ibu itu baik banget, dia masih sempet jawab ”keluar kesana mba, iya kesana luruss aja”. Nah spontan saya langsung narik Gayuh terus lari keluar. Begitu diluar kita duduk aja ngelihatin orang-orang pada lari nyelametin barang-barangnya. FYI di desa itu atap rumahnya masih pake jerami, wajar kalo semua warga bingung nyelametin barangnya, karena jerami kan penghantar api yang baik. (*heh,baik?baik menurut loh Mbus??stress). eh iya, rumah yg kebakaran itu kaya’nya juga barusan kita lewatin. Sampe2 Gayuh mikir jangan-jangan dia habis nyenggol sesuatu yg bikin kebakaran. Gini nih kalo kebiasaan iseng. Takut isengnya berakibat fatal. Hahaha. Nggak laah selama jalan tadi semuanya oke kok. Nggak ada yg macem-macem. Sumpah! =). setelah api berhasil dipadamkan kita memutuskan untuk pulang karna udah sore juga. Nggak lucu kan kalo 3 cewek jawa kemaleman di jalan di pulau orang dan nggak ada yg ngerti jalan sesungguhnya. Jadi kita pulang juga tetap dengan mengandalkan petunjuk, peta, dan nanya orang.

Di perjalanan pulang kita berkali-kali ketemu rombongan pengantin. Kalo di jawa istilahnya kaya seserahan gitu, tapi ini serombongan itu jalan sepanjang jalan kaya karnaval malahan. Keren sih. Seneng bisa lihat budaya sini,nambah pengetahuan langsung nggak pake buku atau browsing.

Sampai penginapan. Dan hari ini berakhir di kasur. Tidurrrrrrrr. -_____-


Senin, 18 Juli 2011. Jadwal hari ini mengunjungi Pura-pura yg ada di Pulau ini. Yang terkenal tentunya. Jam 10an kita mulai jalan. Tetap berpegang teguh pada peta dan petunjuk jalan kita mengarungi kota-kota di pulau ini. Mataram lewat, kita menuju Narmada. Di Narmada kita ke Taman Budaya Narmada. Dulunya kerajaan, tapi sekarang jadi tempat wisata budaya. Di dalamnya ada Pura, tapi aneh. Bentuk Pura-nya agak mengandung arsitektur Cina. Nggak tau gimana ceritanya. Kayanya kemaren udah dijelasin sama yg nunggu di situ, tapi lupa lagi. Hehe
Tujuan kedua hari ini adalah Pura Lingsar. Ini Pura yg disekitarnya hidup masyarakat muslim dan hindu. Biasanya kan kaum hindu hidupnya ‘sendiri’, jarang ada yang bercampur seperti ini. Biasanya loh ya, biasanya. Jadi kalo ada yg nyampur gini juga bukan salah siapa-siapa. Hee. Sepiiiiii banget Puranya. Kaya kita sendiri yang kesini. Padahal sebenernya Pura Lingsar ini lebih bagus daripada yang di Narmada tadi, Cuma ini kurang di explore, nggak dirawat, sayang sekali.


Selasa, 19 Juli 2011. Hari terakhir di Lombok. Hari ini nggak ada planning apa-apa. Packing buat pulang nanti sore. Habis itu nemenin Gayuh ke Taman Budaya Mataram nyari naskah. Itu anak seneng banget niatnya Cuma nyari beberapa aja buat referensi tenang cerita daerah dari Lombok, eh pulang-pulang dapet sekresek merah gede isinya buku-buku naskah & cerita, gratis pula. Sebagai mahasiswa mental gratisan emang sudah melekat di darah daging. Ya kaan??hahaaha

17.00 masih WITA jemputan datang ke penginepan, mengantarkan saya pada agen bis dimana saya akan kembali ke tanah Jawa sore ini.

Rabu, 20 Juli 2011, 13:30 WIB. Menempuh perjalanan sangat panjang dan melelahkan. Akhirnya saya sampai kembali di Malang. Lelaaaaah, namun masih banyak urusan yang harus saya kerjakan.


Daaan petualangan ini pun berakhir……


Terimakasih atas kesediaannya membaca. kalo nggak baca pasti minimal lihatin foto-fotonya yaa? Makasih juga looh. Hehe

pleasant journey (part I)

Seperti posting-posting sebelumnya, saya selalu terlambat untuk me-nge-post tulisan. Karena malas? Untuk kali ini bukan. Banyak tugas kuliah? Juga bukan, karena ini lagi liburan panjang. Alasan yang benar adalah saya sibuk mengurusi urusan rumah layaknya emak-emak. Yah, sepulang dari perjalanan panjang saya langsung memulai tugas keesokan harinya. Dimulai dari ngikutin Marsha karnaval, seterusnya antar jemput sekolah & badminton, tiap pagi nyuci baju, terus bantuin jualan baju dirumah, tugas saya sebagai asisten Emak dan kasir yg nulis nota.

Eeh kenapa jadi curhat ala babu begini. Yang mau saya tulis disini adalah cerita perjalanan panjang saya selama kurang lebih seminggu mengitari beberapa bagian terindah Indonesia, sebulan yg lalu. ^^

Ok. Dimulai…

Senin, 11 Juli 2011, 17:30 WIB.  Berangkat dari Malang naik bis eksekutif Gunung Harta. Bisnya enak nyaman. Recommended dah.

Selasa, 12 Juli 2011, 06:30 WITA. Sampe Denpasar. Dijemput Gayuh di terminal. Oya saya berangkat ke Bali ini sama Anke Si Hell. Kita berdua saja, soalnya Gayuh udah duluan kesana. Disisi laen ternyata Inun and the gank berangkat juga bareng kita kemaren, tapi mereka berangkat sendiri touring naik motor. Lumayan gila yah, Malang – Bali motoran.

Habis dijemput Gayuh dan papanya, kita diajak ke rumah sodaranya Gayuh. kita dapet penginapan gratis loh, lumayan kan. Hehe. Istirahat, mandi, sarapan, terus rempong nyari sewa mobil buat jalan. Akhirnya dapet. Then, 12:00 ( mulai sekarang ini aturan jam-nya pake WITA yaa)  kita berangkat deh tuh cusss. Pertama kita nyamperin dulu tuh para lelaki di penginapan. Setelah 15 menit nyari-nyari, ketemulah tempat persembunyian mereka. Setelah itu kita berangkat jalan. Belum tahu ini mau kemana. FYI kita semua ber-7 ini pada nggak tau jalan sama sekali. Hanya bermodal selembar peta tapi kita siap menyusuri Pulau yang dianggap Surga Dunia ini. Jadi kita hamper kaya Dora de Explorer yang bermodalkan peta untuk nyari arah tujuan, cuma bedanya kita nggak bawa monyet, ransel, dan nggak sendiri, hehe. Kira – kira sekitar jam 1 siang kita baru memutuskan untuk pergi kemana. Yak tujuan utama adalah Celuk daerah dimana di kanan kiri jalan berdiri toko - toko khusus penjual kerajinan perak. Masuk di beberapa toko, cap-cip-cup-pilih-ambil-bayar. Hehe. Cuma gitu doing gak kerasa sampe jam 2 siang. Ternyata daerah itu deket sama Pasar Seni Sukawati. Belanja lagiiii. Kita layaknya anak-anak yang study tour. Waktu belanja dibatasin sampe jam stengah 4 saja. Soalnya kalo nggak dibatesin gitu pasti molor gak ada habisnya. Belanja memang kegiatan yang menyita banyak waktu. Stelah itu kita lanjut perjalanan.

Kaya yang di filmya Dora, ada pertanyaan, “Kemana kita?? Ke Gunung”. Nah pertanyaan dan jawaban itu berlaku juga buat perjalanan kita kali ini. Kita mau ke gunung, pegunungan Kintamani. Melewati jalanan beliuk lekuk, nggak sampe naik gunungnya sih. Kita Cuma liat – liat aja pemandangan disekitar gunung yang nyambung sama danau itu. Subhanallah, indah banget. Fotonya nggak akan ketinggalan deh. Niiih……
Jam setengah 6-an kita cabut ke tujuan berikutnya. Menuju kota Singaraja, ada satu antai disana. seneng sekali waktu anak-anak yg lain setuju kita melanjutkan perjalanan kesana. Lumayan jauh sih dari Kintamani tadi. Oya, perjalanan ke sana kita menembus awan loh, kaya’nya sih kita melintasi pegunungan dan saking tingginya sampe jarak pandang mobil nggak lebih dari 5 meter. Gelap kaya ketutup kabut gitu. Tapi setelah dipikir – pikir ternyata itu awan. Aiiiiih keren banget, dan nggak perlu naik pesawat buat bisa nembus awan, naik mobil pun bisa. Ahihihi.

2 jam nggak berasa karena perjalanan penuh omongan dan tawa. Akhirnya kita sampai di tujuan utama malam ini, yaaaak Pantai Lovina. Excited sekali saya! :D dari mulai masuk nya udah senyum – senyum sendiri nggak jelas. Sambil lihatin café – café di sepanjang jalan yang penuh dengan bule, Dikepala ini udah kebayang bakalan liat lumba – lumba berenang, sedikit terbang kepermukaan, dan mengeluarkan suara – suara yang khas. Mungkin diantara kita semua yg paling ngebet ini saya. Untung sopirnya baik (hehe, sory Inun, you as driver kan. Hehe)  markirin mobilnya pas didepan patung lumba – lumba. Langsung aja tuh kita ngibrit ke pinggir pantai. Terus ada bapak – bapak nyamperin, saya tanya “pak kok lumba-lumbanya nggak kelihatan”. Bapak jawab “yah, lumba-lumbanya keluar pagi mbak, skitar jam 6. Itu pun nggak bisa dilihat dari pinggir sini. Kalau kalian mau, ayo besok pagi ikut naik perahu bapak, ketengah laut sana lihat lumba-lumbanya”. Setelah titik itu, muka saya sedikit berubah tuh, masam. Ya iyalah kecewa, nggak bisa lihat lumba-lumba sekarang juga. Kalo mesti nunggu besok pagi kan kasian yang lain, dan sama aja ngebuang waktu semalem tuh. Ngapain coba? Mau ngafe kaya itu bule-bule? Nggak.nggak.nggak kuaaaaaat. Hahaha. Tapi buat ngobatin kekecewaan, kita nongkrong disitu dulu, dipinggir pantai, dibawah patung lumba-lumba. Ngobrol apa aja, apa aja diobrolin. hehe
satu2nya foto dibawah sinar bulan, dipinggir pantai Lovina, dibawah patung lumba-lumba


*Dalam hati berteriak, Aaaaah, pengen lagi. Pokoknya next time  kalo ke Bali lagi nginepnya di sekitar Lovina aja, biar bisa lihat lumba-lumba paginya. Sampe jam 9an kita disitu. Sadar udah malem, kita pun balik, takutnya kemaleman dijalan, sopirnya ngantuk. Dan kita pun melanjutkan  perjalanan, kembali menuju Denpasar.

Rabu, 13 Juli 2011
Lumayan jauh, sampe Denpasar jam setengah 1 kalo nggak salah. Yah karena kita kan berhenti – berhenti ditengah perjalanan, gentian sopirnya, pokoknya dibawa santai banget dah. Yak kita mendarat di Penginapannya para cowok. Eh tapi kita yg cewek – cewek nggak masuk loh. Emang udah diniatin male mini nggak pulang ke rumah sodaranya Gayuh, karena sayang aja nyewa mobil dikasih waktu 24 jam tapi dikurangin waktunya Cuma buat perjalanan pulang dan tidur. Maka dari itu kita milih istirahat didalem mobil aja, sementara anak-anak cowok tuh masuk dan tidur. Tapi entah kenapa saya, Anke, dan Gayuh pada nggak ngantuk, nggak pengen tidur. Saking senengnya kali ya. Atau emang udah kebiasaan insom. Tak lama kemudian Inun sama Fuad balik lagi ke mobil. Ternyata mereka juga nggak bisa tidur. Klo Fuad sih nggak heran yah guweh, secara selama dimobil dia udah tidurr mulu.

Hmm akhirnya kita memutuskan untuk cuss jalan, ke daerah Legian dan Kuta. Yuhuu.. jam menunjukkan pukul 01:30 dini hari. Keren banget berkeliaran di Bali jam segitu. Lewatin Legian ruamee banget, macet parah. Tapi baru kali ini ngerasain macet tapi senenng banget. jendela dibuka, AC off, selain hemat bbm juga biar lebih menikmati suasana. Legian tempatnya café dan tempat – tempat dugem terbuka. Jadi suaranya kedengeran sampe ke jalan. Bule – bule seliweran di jalan – jalan. Dan yang lebih heboh baru kali ini saya lihat sendiri pecun menawarkan dirinya, didekatnya situ ada mucikarinya. Hiiiiiii. karena selama ini saya dan teman – teman sering ngomong2 soal mangkal, mucikari, germo, dll. Tapi itu Cuma sebatas omongan semata. Hee. Selain itu entah bener apa sotoy, kita lihat juga bule yg lagi lesbian di pinggir jalan. =) eh iya, kita juga ketemu Pinkan Mambo. Pas dia lagi mesra-mesraan sama berondongnya, Anke teriak “Tante Pinkaaaaaan” stelah teriakan itu langsung semua jendela ditutup, iseng banget kan? Pas jendela ditutup itu padahal Tante Pinkan dadah-dadah ke arah mobil kita. Tapi malah kita cuekin. Terus kita ngakaaak. Pasti itu Pinkan ntar nyampe hotel langsung garuk – garuk tembok dan jedokin kepalanya gara2 dia pikir “Gue masih kece gini dipanggil tante sama begundal2 kurang ajar tadi”. Hahaha. Aah akhirnya lepas dari kemacetan, tapi kok perasaan enak pas macet-macetan tadi yah. Baru kali ini menikmati banget yg namanya macet. Iya lah, suasana kaya’ begitu betah-betah aja, hehe. Karna udah lewat Legian, gak mungkin kan kita Cuma lewatin aja itu Pantai Kuta. Jadinya kita berhenti tuh masuk pantai kuta-nya. Mungkin kita adalah orang-orang setengah gila yg kurang kerjaan dan nggak mau pulang, tetep aja tuh nongkrong di pinggir pantai, walaupun gak bisa ngeliat langit dan air sedikit pun, karna itu jam 3:20 masih gelaaap banget. Berasa kaya lagi uji nyali di pinggir pantai.

Untung gilanya bentar, nggak lebih dari 15 menit di Kuta yg gelap gulita kita cabut, balik ke Denpasar, jemput dua lelaki manja, Afif sama Atniko yg masih tidur di penginapan, kemudian perjalanan lanjut ke Pantai Sanur, mau nikmatin sunrise disana. Sampe Sanur jam 4 lebih dan masih terlalu gelap, sampe-sampe kita gak perlu bayar masuknya karna masih kepagian. Hehe. Sebagian dari kita ada yg ngelanjutin tidur yg tertunda di mobil. Herannya kenapa saya nggak ngantuk sama sekali yah. Padahal baru tidur sekitar 15 menit pas perjalanan dari Denpasar ke Sanur ini. Tidur 15 menit itu pun udah berasa lamaaa banget, bangun-bangun juga seger kya udah tidur 8 jam. Aneh. Saya aja bingung sendiri, tumben. Ya udahlah ya, kita yg nggak tidur iseng aja kepinggir pantai, anginnya maaak, semriwiiiing, adem, tapi enyaak. =). Nunggu tuh duduk – duduk shantai kaya di pantai (*lah emang lg di pantai, dodoool) , foto-foto, samapi akhirnya matahari keluar.
 
Subhanallah yahh cantik sekali mataharinya. Mereka yg tidur juga  udah bangun, terus main-main air, sarapan, gitu doang nggak terasa udah jam setengah 9.
 
Karena bates nyewa mobilnya sampe jam 12 siang dan kita sebagai mahasiswa yg anti di denda, jadi harus balikin tepat waktu. Yah emang sih masih ada 3 jam lagi. Tapi kan masih butuh waktu buat nganterin itu para cowok kembali ke peradabannya di Penginapan. Dan perjalanan kira-kira setengah jam an buat sampe ke rumah sodaranya Gayuh. Belom lagi bersih – bersihnya. Akhirnya kita sudahi perjalanan semalam suntuk ini. -___- 

Jadwal siang itu istirahat, tapi nggak lama. Agak sorean dikit sekitar jam 3 saya sama Anke berpetualang sendiri naek motor. Kali ini tanpa peta ala dora, modal kita Cuma olang penunjuk jalan. Lagian kita Cuma mau ke Joger di daerah Kuta, gampanglah nyarinya. Sotoy. 0_0 ketemulah Joger, milih-milih kaos. Saya  tidak membeli oleh – oleh untuk siapapun di Joger ini, karena masih ada tujuan selanjutnya (masih dirahaasiakan, hehe) , dan telah saya putuskan saya membeli satu kaos, yak satu kaos saja untuk diri saya sendiri. Di dompet uang cash ngepres, udah belaga tanya ke mbaknya “mbak, gesek BNI tunai bisa kan?”, kata mbaknya “iya bisa mbak” terus saya buka dompet ambil ATM. *jeng-jeeeeeng* apa yg terjadi?? ATM saya tidak ada ditempatnya. Malu gilaaaak, untung Anke ada di belakang saya, jadi bisa ngutang dulu. Hehe . heran, main kemana itu ATM saya ya? Kaya’nya sih ketinggalan pas ngambil duit kemaren di Sukawati. Hiiks. Eh tapi saya kok kaya tenang-tenang aja ya? Bingung sih iya, tapi biasa aja, nggak yg bingung gimana gitu. Ya kan masih ada ATM berjalan Mbuss, ~tertanda Anke. Saat itu Anke bener-bener jadi malaikat saya. ^^

Lupakan kesedihan, tenangkan diri ke Pantai Kuta. Yuhuu ke Kuta lagi, kali ini suasananya beda dari yg tadi. Rame skaliii ini. Banyak bule berjemur.. weew.. disana kita ketemu Inun dkk. Kalo Inun dkk seneng ngecengi bule-bule cewek berbikini, saya dan Anke juga nggak mau kalah, kita juga menikmati pemandangan alam dan sekitar. Banyak juga bule-bule cowok yg ganteng dan ehm badannyaaa. Hihi. Kita bertahan duduk di pinggir pantai nunggu sampe sunsets, karena udah terkenal banget kalo lihat sunsets di Pantai Kuta itu salah satu yang terbaik di dunia.
sunsets dan pemandangan 'alam' yg tak boleh dilewatkan ^^

Setengah 7 malem setelah matahari bener-bener nggak kalihatan, dan langit mulai gelap, kita balik pulang ke rumah sodaranya Gayuh. Istirahat. Dan petualangan di Bali bener – bener berakhir.


Keesokan harinya……

Nantikan cerita berikutnya yaa....